Agar Sports Science Diterapkan dengan Benar

Agar Sports Science Diterapkan dengan Benar

JAKARTA - Satlak Prima rupanya tidak mau ketinggalan momentum untuk menerapkan aspek sport science buat atlet Olimpiade. Ini diwujudkan dengan menggelar tes holistis buat 71 atlet dari 10 cabang olahraga proyeksi Olimpiade 2015. Mereka dijadwalkan mengikuti tiga item tes, medis, psikologi dan fisik-lab Pada hari pertama kemarin (6/1), bulu tangkis, angkat besi dan taekwondo memulai tes medis dan psikologi di Rumah Sakit Olahraga Nasional (RSON). Tes medis dimulai lebih dulu sekitar pukul 07.30 pagi. Sedangkan tes psikologi di gelar setelah rampungnya rangkaian tes medis itu. Dari 30 atlet yang direncanakan mengikuti tes hari pertama kemarin, hanya 27 orang yang datang. Mereka yang absen antara lain, Surahmat (angkat besi), Tommy Sugiarto dan Angga Pratama (bulu tangkis). Surahmat masih mengurus dispensasi pekerjaan, Tommy masih di India, sedangkan Angga baru dalam pemulihan pasca sakit. Prof. Hari Setiyono, Direktur Sport Science Satlak Prima mangatakan tes yang dijalani para atlet proyeksi Olimpiade itu menjadi hal yang biasa. "Karena kami juga berpatokan dengan standard internasional," katanya. Dalam tes kemarin, beberapa item tes seperti pengukuran tubuh, tes lab (darah, urin dan faeces), rontgen, foot print, pemeriksaan gigi dan mata dijalani mereka. Lantas apa tindaklanjut dari tes tersebut? Hari menyebutkan bahwa bisa digunakan untuk pedoman buat tim pelatih cabor untuk memberikan porsi latihan yang mendukung peak performance para atlet. Karena dengan sisa waktu yang kurang dari delapan bulan, diharapkan latihan bisa lebih terstruktur dan terarah. Dirja Wiharja, pelatih pelatnas angkat besi mengatakan tes seperti ini sebelumnya juga sudah diterapkan PB PABBSI. Selanjutnya hasil yang ada nanti akan di komaparasikan dengan cara yang mereka lakukan sebelumnya. "Nanti akan kami pertimbangkan data base yang seperti apa yang kami pakai," sebutnya. Hanya saja, dia berharap supaya hasil tes yang ada tidak sekadar menjustifikasi si atlet. "Jangan sampai setelah hasil keluar dan terbukti atlet kurang maksimal, langsung di cut begitu saja," bebernya. Menurut dia, harus ada treatment supaya atlet tetap bisa maksimal menuju ajang Olimpiade. Sementara itu, Reynaldi Atmanegara, salah satu atlet Taekwondo yang mengikuti tes kemarin memberikan apresiasi dengan digelarnya tes tersebut. "Bagi saya ini positif dalam rangka untuk memaksimalkan kondisi tim," sebutnya.  Reynaldi merupakan satu diantara empat taekwondoin Indonesia yang diharapkan bisa lolos pra kualifikasi menuju Olimpiade Brasil. (nap)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: