Investor Ragu Tanam Modal di RI

Investor Ragu Tanam Modal di RI

JAKARTA – Demontrasi di Jakarta dan beberapa wilayah lain di Indonesia hingga berkepanjangan selama sepekan terakhi ini bakal berdampak pada investasi domestik. Hal itu disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Bidang Moneter, Fiskal, dan Kebijakan Publik Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Raden Pardede. Apabila aksi unjuk rasa terus terjadi akan menyurutkan investasi dalam negeri. “Saya lihat investor mulai grogi, mulai ragu bagaimana kelanjutannya bisnis. Kalau berkepanjangan pasti berpengaruh,” ujar dia kemarin (30/9). Lanjut Raden, demontrasi yang terjadi sekarang ini telah bergeser ke tujuan awal di mana menolak UU KPK dan RUU KUHP, ke arah yang lain. Tentu saja, kondisi demikian membuat bingung para pengusaha. “Nah ini kita nggak tahu arah demonya ini ke mana? Kalau jadinya menjalar ke mana-mana kan jadi sumber ketidakpastian dunia usaha. Ini persoalannya kan apakah demo ini murni mengenai UU yang dianggap kontroversi,” ujar Raden. Dia menduga, gelombang aksi yang terjadi sudah tidak murni alias campur aduk. Kondisi itu seperti ada kesengajaan untuk menakut-nakuti investor. “Ini seperti ada pihak-pihak yang buat investor takut, nggak baik. Yang tidak diketahui itu yang tidak jelas dan pasti ini yang bikin volatile (bergejolak), ini udah campur baur demonya,” kata Raden. Sementara Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Piter Abdullah menilai aksi unjuk rasa yang terjadi kurang lebih selama sepekan ini membuat investor menahan diri di pasar keuangan. “Dampaknya sudah terasa di pasar keuangan. Investor menahan diri karena demo, dan juga bersamaan dengan kondisi global tidak kondusif, dan juga menjelang pelemahan Presiden (Joko Widodo). Membuat ketidakpastian,” ujar Piter kepada Fajar Indonesia Network (FIN), Senin (30/9). Piter melihat demo yang terjadi telah bergesar ke arah politik di mana meminta Presiden terpilih Joko Widodo dan Wakil Presiden Maruf Amin untuk periode 2019-2024, sehingga pasar keuangan tidak kuat. Untuk itu, harus esgera diatasi persoalan tersebut. “Ini memunculkan tanda kutip (Jokowi mundur), pasar keuangan jadi tidak kuat. Kalau ini diatasi, riak-riak kecil itu diselesaikan demonya, minimal berdampak pada sektor keuangan, tidak untuk sektor riil Jadi dampak ekonominya masih minimal,” ucap dia. Namun apabila demo terus berlanjut seperti negara Hongkong berdampak pada sektor ekonomi. Tapi saat ini belum terjadi. “Bila terjadi demo seperti Hongkong yang berkepanjangan akan memukul sektor riil,” tukas Piter.(din/fin/acd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: