Ada Andil Orang Kebumen di Kemenangan Enea Bastianini Saat MotoGP Qatar, Ini Faktanya
KEBUMEN – Enea Bastianini juara di Moto GP Losail Qatar, Minggu (6/3). Ternyata ada juga andil orang Indonesia dalam kemenangan itu. Adalah Mugiyono, pria asal Desa Karangmaja, Karanggayam, Kebumen yang bertanggung jawab pada helm yang dipakai Bastianini. Keliling dunia jadi bagian capaian keinginan tertinggi hidup Mugiyono. Bukan untuk liburan, tapi ia dipercaya sebagai teknisi helm para pembalap dalam ajang Moto GP. Tak pelak belahan dunia sudah dijajaki untuk ikut memastikan keselamatan rider dari segi helm. Pria 32 tahun ini bekerja di dua brand perusahaan helm. Satu di KYT, salah satu ikon kebanggaan brand lokal asal Indonesia yang berhasil terpampang di gelaran Moto GP. Selain itu, Mugiyono juga bekerja di brand Suomy asal Italia yang telah diakuisisi perusahaan Indonesia. Perusahaan produsen helm itu mempercayainya sebagai teknisi 12 pembalap kelas dunia. Salah satunya Enea Bastianini. Pembalap yang baru saja menaiki podium Moto GP Qatar 2022. “Senang bisa dipercaya sama perusahaan, jadi bisa bertemu langsung pembalap Moto GP yang biasa cuma lihat di TV,” ucapnya kepada Radar Kebumen (Radar Jogja Group) Senin (7/3). Selain Bastianini, helm pembalap Moto GP yang ia tangani di antaranya Pecco Bagnaia, dan Aleix Espargaro. Pada musim ini, Mugiyono juga dipercaya menjadi teknisi helm pada ajang Moto2 dan Moto 3. Di Moto 2 ia menangani helm Augusto Fernandez, Simone Corsi, Lorenzo Dallaporta, Nicollo Antonelli, dan Romano Fenati. Sedangkan Moto 3, Mario Aji, Denis Foggia, Jaume Masia dan Ricardo Rossi. Usai perdana di Qatar, kini ia harus bersiap diri menangani helm-helm pembalap hingga menuntaskan musim Moto GP 2022. Terdekat, ia bakal bertolak ke Indonesia untuk menjalani balapan di Sirkuit Mandalika. Pasca itu berlanjut sesi di arena Argentina, Amerika, Portugal, dan Spanyol. “Malam ini rencana pulang ke Indonesia. Habis Mandalika saya urus visa dulu buat berangkat race selanjutnya. Sebenarnya sudah jadi tinggal ACC sama Kedubes,” ujarnya. Memiliki posisi penting bagi keselamatan pembalap dunia, bukan hal mudah. Keselamatan rider dengan menyiapkan helm standar Moto GP adalah harga yang tidak bisa ditawar Mugiyono. Kejelian dan akurasi pengukuran helm menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari ancaman benturan keras jika pembalap mengalami kecelakaan. “Tantangan berat ini kan kelas moto GP jangan sampai salah, karena helm penting banget. Jangan sampai salah size. Jangan salah size M dikasih ukuran L,” terangnya. Sekilas memang jarang yang menyangka, pria asal Desa Karangmaja, Karanggayam, Kebumen ini bisa berada di lingkaran para pembalap kelas dunia. Berangkat dari keluarga jauh dari kata mampu, menjadi modal terbesar Mugiyono untuk bangkit. Belum lagi tempat lahirnya merupakan wilayah yang notabene terpencil. “Kekuatan terbesar itu doa dari keluarga, khususnya orang tua. Tanpa itu mungkin tidak seperti sekarang,” tuturnya. Dalam perjalanan berkarir ia bercerita tidak semulus yang dibayangkan. Ia harus menemui banyak kendala. Salah satunya tidak mendapat restu dari keluarga untuk mengawal pembalap dari satu negara ke negara lain. Betapa tidak, dalam satu musim saja ia berkesempatan bertemu keluarga 3-4 bulan sekali. Namun restu itu diperoleh setelah keluarga mendapatkan penjelasan dari Mugiyono. “Awalnya tidak setuju, saya ditolak tapi saya beri tahu akhirnya boleh. Karena kan bisa lama di luar. Terakhir ketemu keluarga sebelum musim ini di November,” katanya. Sejak 2016 lalu ia terjun mendampingi rider Moto GP. Lima tahun tentu bukan waktu sebentar untuk bisa berada di lingkaran para rider dunia. Pengalaman dari sesi ke sesi menjadi pelajaran berharga. Mugiyono mengawali karir hingga terbayar lunas seperti sekarang ini mulai dari balapan tingkat nasional. “Tidak langsung Moto GP. Dulu produksi bagian assembling di Cikarang, tahun 2004 ada Indoprix. Nah di situ kan harus ada lokal service. Lanjut ditawari tingkat Asia sampai belajar di Moto GP,” bebernya. (fid/laz/radarjogja/ttg)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: