16 Kecamatan di Kebumen Rawan Banjir
KEBUMEN - Memasuki musim penghujan, Kabupaten Kebumen mulai siaga mengantisipasi terjadinya bencana alam. Sebab, saat musim penghujan Kabupaten Kebumen sebagian wilayahnya rawan bencana. Mulai dari banjir, tanah longsor, tanah bergerak, hingga puting beliung. Bahkan berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kebumen, sebanyak 157 desa di 16 kecamatan rawan banjir dan 53 desa di 12 kecamatan rawan longsor. Untuk itu, Pemkab Kebumen menyiagakan semua unsur dalam rangka penanggulangan potensi terjadinya bencana alam. Kesiapsiagaan semua unsur tersebut diwujudkan melalui Apel Kesiapsiagaan Antisipasi Menghadapi Musim Hujan di Halaman Masjid Al-Falah Dukuh Tratas Desa Sidomukti, Kecamatan Kuwarasan, Selasa (12/11). Apel yang dipimpin Wakil Bupati Kebumen H Arif Sugiyanto SH, itu diikuti personil TNI, Polri, SAR, PMI, pemadam kebakaran, Tagana, Pramuka, RAPI, ORARI, tenaga kesehatan, TRC BPBD, Banser, hingga pelajar dan mahasiswa. Apel juga dihadiri Asisten 1 Sekda Hery Setyanto, Kepala Pelaksana BPBD Kebumen Eko Widianto, Kepala Disperkim LH Edi Rianto. Kemudian, Kepala Distapang Kebumen Tri Haryono, Kepala Diskominfo Cokroaminoto, serta sejumlah pejabat lainnya. Wakil Bupati H Arif Sugiyanto SH, dalam sambutannya menyampaikan Kabupaten Kebumen termasuk wilayah rawan bencana. Baik bencana banjir, tsunami, kekeringan, tanah longsor, maupun angin puting beliung. "Karena itu, perlu upaya peningkatan kesiapsiagaan guna mengantisipasi dan menanggulangi kemungkinan terjadinya bencana," kata Arif Sugiyanto. Wakil bupati, memerintahkan agar OPD terkait segera mengaktifkan posko siaga bencana banjir dan tanah longsor di tingkat kecamatan. Kemudian, menyebarkan nomor kontak posko siaga bencana banjir dan tanah longsor sampai dengan tingkat desa/kelurahan. Termasuk, menyiagakan sarana dan prasarana penanganan bencana seperti alat berat, bahan/material banjir serta kebutuhan dasar pengungsi. Mengadakan mitigasi struktural berupa penguatan tebing/tanggul, perbaikan saluran drainase serta gerakan resik-resik kali. "Segera mengidentifikasi tanggul-tanggul kritis dan melaporkan kepada OPD terkait," pintanya. Ia menambahkan pada musim kemarau tahun ini, Kabupaten Kebumen mengalami kekeringan. Sejumlah 90 Desa di 18 Kecamatan membutuhkan air bersih. Sampai dengan 2 November 2019, Pemkab melalui BPBD telah menyalurkan 1.812 tangki atau 8,1 juta liter air. Terdiri atas 899 tangki dari APBD, 685 tangki dari CSR dan masyarakat, dan 228 tangki dari PMI. "Saya berterimakasih atas kepedulian dan dukungan seluruh elemen masyarakat," ucapnya Kepala Pelaksana BPBD Kebumen, Eko Widianto, menegaskan saat ini pihaknya sudah siaga menghadapi bencana tersebut. Pemkab Kebumen telah menyiapkan logistik untuk memenuhi kebutuhan selama masa tanggap darurat bencana. Kapan pun logistik dibutuhkan, pihaknya siap mendistribusikan. "Kami juga pasang mata dan telinga selama 24 jam, untuk memperbaharui informasi soal kondisi di lapangan," ujarnya. Selain itu, BPBD juga akan membentuk tim reaksi cepat dan posko di masing-masing kecamatan yang rawan bencana. Tak hanya banjir dan longsor, BPBD juga mengantisipasi bencana angin kencang yang berpotensi terjadi di seluruh wilayah Kabupaten Kebumen. Untuk mengantisipasi terjadinya bencana, BPBD Kebumen telah menyiapkan berbagai peralatan, kendaraan dan logistik. Diantaranya, perahu karet, perahu viber, perahu mesin, pelampung, pompa air portabel, pompa apung, genset hinggga kendaraan double cabin. Pada kesempatan itu juga dilakukan kerja bakti bersih-bersih sungai dan penanaman pohon. Selain itu di penghujung acara juga dilakukan pemotongan tumpeng. (Fur)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: