Materi Pemadaman Api, Masih Langka Dalam Pramuka

Materi Pemadaman Api, Masih Langka Dalam Pramuka

PRAKTIK PADAMKAN API : Siswa dan juga guru pembimbing MAN 3 Kebumen saat memgikuti praktik pemadaman api, dengan bimbingan Petugas Damkar Kebumen.ISTIMEWA KEBUMEN - Banyak sekali materi-materi yang diajarkan kepada siswa, saat mengikuti ekstrakurikuler Pramuka. Kendati demikian materi terkait cara memadamkan api yang benar masih tergolong langka. Padahal materi ini penting mengingat risiko kebakaran dapat terjadi pada siapapun. Materi pemadaman api yang benar, sesuai prosedur yang ada diberikan kapada para siswa Madrasah Aliah Negeri (MAN) 3 Kebumen. Ini dilaksanakan saat para siswa mengikuti kegiatan perkemahan Satu Hari (PERSARI), beberapa waktu lalu. Kemah yang diikuti oleh ratusan peserta itu berlangsung di Lapangan Desa Tanjungsari Kutowinangun. “Para guru pendamping dan siswa antusias mengikutinya, mengingat materi dan simulasi pemadaman kebakaran termasuk langka. Para siswa umumnya, masih awam dengan metode memadamkan api yang benar,” tutur Waka Kesiswaan MAN 3 Kebumen Siti Badriyah SPd. Dalam kesempatan tersebut, Siti Badriyah juga menyampaikan agar sebagai setiap anggota pramuka harus mempunyai semangat sosial yang tinggi. Selain itu pramuka juga penting mempunyai keahlian khusus. Salah satu diantaranya yakni menguasai tekhnik pemadaman kebakaran. Kemampuan tersebut menjadi penting sebagai bekal dalam mengabdi kepada masyarakat. “Dengan mempelajari keahlian ini setidaknya mempunyai bekal untuk meminimalisir risiko terjadinya kebakaran yang ada disekitar kita,” katanya. Kegiatan yang berlangsung selama sehari itu, menghadirkan instruktur dari Pemadam Kebakaran (Damkar) Kebumen. Komandan Damkar Kebumen Salam SH, didampingi Pembina Pramuka Samsul Maarif SPdI menyambut baik adanya kegiatan simulasi pemadaman kebakaran dikalangan kalangan pelajar. Kegiatan tersebut sekaligus sebagai ajang sosialisasi bagi damkar untuk masyarakat khususnya pelajar. “Beberapa faktor yang menjadi penyebab kebakaran antara lain karena kelalaian manusia dan minimnya pengetahuan tentang penyebab kebakaran. Sehingga kita harus memberikan wawasan kepada masyarakat luas termasuk para pelajar,” ungkap Salam. Semua peserta baik siswa maupun guru pendamping mengikuti simulasi dengan antusias. Mereka mempraktikan pemadaman api mulai yang ringan dengan alat manual berupa karung goni. Selain itu juga praktik memadamkan api menggunakan tabung APAR. Bukan hanya itu saja, praktik pemadaman api juga dilaksanakan dengan menggunakan mobil damkar. Instruktur pelatihan pemadaman Muhyidin menegaskan, hal yang paling penting dalam penanganan kebakaran adalah ketenangan. Saat memadamkan api tidak boleh gegabah dan harus fokus pada titik api. “Kami berharap dengan mempraktikan secara langsung, para pelajar dapat memadamkan api dengan benar sesuai dengan tekhnik yang sudah dipelajari. Mereka akan menjadi pelopor keselamatan kebakaran,” ucapnya. (mam)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: