Pakai Koin Batok Kelapa dan Zero Plastik, Aktivitas di Pasar Rengrang, Desa Dawuhan, Wanayasa Banjarnegara Gun

Pakai Koin Batok Kelapa dan Zero Plastik, Aktivitas di Pasar Rengrang, Desa Dawuhan, Wanayasa Banjarnegara Gun

TUKAR UANG : Masyarakat yang datang ke Pasar Rengrang di Desa Dawuhan tengah menukarkan uang Rupiah dengan koin dari batok kelapa dan kayu, Minggu (17/7). DARNO Setiap pasar memiliki ciri khas sendiri. Seperti Pasar Rengrang yang ada di Desa Dawuhan, Kecamatan Wanayasa. Untuk pembayaran di pasar yang buka hanya pada hari Minggu tidak menggunakan uang Rupiah, serta tidak dibungkus dengan plastik, melainkan daun. DARNO, Banjarnegara Kemasan plastik hampir tidak bisa lepas dari aktivitas di pasar. Namun berbeda dengan Pasar Rengrang di Desa Dawuhan Kecamatan Wanayasa. Pasar yang berada di obyek wisata Dawuhan ini menggunakan daun Yangko yang banyak tumbuh di desa tersebut, untuk menggantikan plastik sebagai pengemas makanan. Pengelola wisata Dawuhan, Supriyanto mengatakan, Pasar Rengrang merupakan pasar zero plastik. “Kita menggunakan daun Yangko sebagai pengganti plastik,” kata dia, Minggu (17/7). Daun Yangko bentuknya memanjang dan tidak mudah sobek seperti daun pisang. Sehingga cocok sebagai pembungkus makanan. Daun Yangko belum dikenal luas oleh masyarakat luas. Namun masyarakat Desa Dawuhan sudah tidak asing dengan daun tersebut. Sebab, di Dawuhan dan sekitarnya, daun itu diperdagangkan dan juga banyak dipakai sebagai pembungkus tempe. "Sejak dahulu, Dawuhan dikenal sebagai produsen tempe kedelai Banjarnegara wilayah atas. Penggunaan daun Yangko muncul karena kesadaran pentingnya menjaga lingkungan," terangnya. Dengan menggunakan daun, maka mengurangi penggunaan kemasan plastik yang nantinya akan mencemari lingkungan. Lebih lanjut dikatakan, Pasar Rengrang yang buka hanya di hari Minggu merupakan pasar yang pedagangnya hanya masyarakat Desa Dawuhan. https://radarbanyumas.co.id/melihat-peguyuban-ketua-rt-purbalingga-bikin-program-ronda-ambil-minyak-jelantah-warga-dihargai-rp-4-000-per-liter-di-ekspor-jadi-bahan-bio-diesel/ “Lapak di Pasar Rengrang dibuat khusus untuk masyarakat Desa Dawuhan. Ada 14 lapak untuk 14 RT,” jelasnya. TUKAR UANG : Masyarakat yang datang ke Pasar Rengrang di Desa Dawuhan tengah menukarkan uang Rupiah dengan koin dari batok kelapa dan kayu, Minggu (17/7). DARNO Selain tidak menggunakan plastik, keunikan lainnya untuk bertransaksi menggunakan koin dari batok kelapa dan kayu. Sebelum berbelanja, pembeli menukarkan uang Rupiah dengan koin, yang nilai per koinnya Rp 2 ribu. “Kalau tidak habis koinnya, bisa ditukarkan kembali dengan uang Rupiah,” jelasnya. Pasar Rengrang menjual aneka makanan tradisional. Seperti getuk, gorengan tempe, bubur srintil, bubur candil, leye, sega jagung, bakaran ayam kampung, bebek, merpati, puyuh, ondol dan berbagai cemilan kecil yang berbahan singkong. Pembeli banyak yang makan di tempat. Namun jika tidak habis atau sengaja pesan makanan untuk dibawa pulang, maka dibungkus dengan daun Yangko. “Makanan paling mahal 8 koin atau Rp 16 ribu, kecuali makanan berat kaya ingkung ayam,” jelasnya. Dengan harga makanan yang terjangkau, pembeli masih mendapatkan bonus suasana yang sejuk dan asri khas pegunungan. Pembeli bisa menikmati makanan di tepi Sungai Panaraban yang jernih airnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: