Hewan Ternak Kena PMK Dipotong Paksa, Peternak Rugi Puluhan Juta Rupiah

Hewan Ternak Kena PMK Dipotong Paksa, Peternak Rugi Puluhan Juta Rupiah

SAKIT : Peternak menunjukkan sapinya yang sakit terkena PMK. (DARNO/RADARMAS) BANJARNEGARA – Penyakit mulut dan kuku (PMK) menyebabkan peternak rugi puluhan juta rupiah. Pasalnya, penyakit yang menyerang hewan berkuku belah ini membuat peternak memotong paksa sapi yang terjangkit. Pedagang sekaligus peternak sapi dari Desa Karangjambe Kecamatan Wanadadi, Fahrudin mengatakan, akibat PMK dia terpaksa melakukan potong paksa. "Tiga ekor kemarin yang potong paksa," kata dia, Selasa (24/5). Dia terpaksa memotong paksa tiga sapinya. Satu ekor sapi karena kondisi badannya besar. Sedangkan dua ekor lainnya merupakan sapi untuk persiapan Idul Adha. “Daripada rugi terlalu banyak, mending dipotong,” ujarnya. Karena potong paksa, peternak mendapat uang lebih sedikit dibandingkan dijual salam keadaan normal. “Tetap rugi, sapi berat 750 kilo x 55 ribu. Kemarin cuma dapat daging 200 kilo, dibayar Rp 110 ribu," jelasnya. Sehingga ia memperoleh uang Rp 22 juta. Dikatakan, jika dijual dalam kondisi normal harganya mencapai Rp 41 juta lebih. Dua ekor lainnya, beratnya sekitar 300 kilogram per ekor. “Selisihnya jauh," ujarnya. Sedangkan dua ekor lainnya, beratnya masing-masing sekitar 300 kilogram. Saat potong paksa, didampingi dokter hewan dari rumah potong hewan. "Tulang, kulit, kepala, kaki, jeroan dikubur. Cuma diambil dagingnya saja," jelasnya. Fahrudin memelihara 87 ekor sapi, dan yang terkena PMK 86 ekor. Satu tidak terjangkit meskipun dalam kandang yang sama. "Mungkin daya tahannya lebih kuat," ungkapnya. Lebih lanjut dia mengatakan, saat ini kondisinya mulai membaik dan mulai pemulihan. "Ada satu dua yang berdirinya masih susah, tapi yang lainnya makan udah mulai banyak," ungkapnya. https://radarbanyumas.co.id/penjualan-daging-sapi-menurun-pasca-temuan-kasus-pmk-pada-sapi/ Fahrudin berharap kondisi kembali normal dan tidak ada sapi yang dipotong paksa lagi. Untuk menghindari penularan, dia sementara tidak mendatangkan sapi dari daerah lain. “Pasar masih tutup. Mau tidak mau menghabiskan yang di kandang dulu," lanjutnya. (drn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: