Setiap Hari Enam Perempuan di Banjarnegara Jadi Janda

Setiap Hari Enam Perempuan di Banjarnegara Jadi Janda

DEKLARASI : Para janda di Kabupaten Banjarnegara saat mendeklarasikan Komunitas Janda Kreatif (Jaket). (DARNO/RADARMAS) Angka Perceraian Tertinggi Kedua di Jateng BANJARNEGARA - Angka perceraian di Kabupaten Banjarnegara tergolong tinggi. Kondisi ini menimbulkan keprihatinan dan mendorong terbentuknya Komunitas Janda Kreatif (Jaket). Komunitas ini dibentuk untuk memberdayakan para janda yang bercerai atau ditinggal mati suaminya. "Saya sangat prihatin angka perceraian di Banjarnegara tertinggi kedua se-Jawa Tengah," kata Ketua Jaket Riningsih. Dia menyebut dalam setahun perceraian di Banjarnegara mencapai sekitar 2.000 perceraian. Kebanyakan karena faktor ekonomi. "Jadi saya dibantu oleh tim dari Forum Rembug Banjarnegara membentuk Komunitas Janda Kreatif," kata dia usai deklarasi Komunitas Jaket di PendapaDipayudha Adigraha Banjarnegara, Minggu (22/5). Rini Geboy apaan akrabnya, menyebut saat ini Komunitas Jaket anggotanya lebih dari 100 orang. Dia berharap komunitas ini bisa memberi warna baru dan semangat baru untuk janda di Kabupaten Banjarnegara dan Indonesia. "Supaya janda yang lebih baik, attitudenya lebih baik, mindsetnya juga lebih baik, jadi janda yang lebih kreatif, produktif," ungkapnya. Pihaknya juga mendukung jika anggotanya menikah lagi. Dikatakan, jika ada anggotanya yang menikah lagi diwisuda. "Kita bikinkan acara," katanya. Komunitas Jaket ini setiap bulan menyelenggarakan arisan, pemberdayaan, pelatihan, dan pembinaan. Dalam komunitas ini, para anggota saling merangkul dan memberikan peluang usaha. "Yang ngga ada kerjaan ya dikasih kerjaan, ngga usah cari karyawan di tempatlain. Komunitas janda diprioritaskan," tuturnya. Menurut dia, komunitas ini bukan ajang untuk mencari jodoh. Namun merupakan wadah untuk memberdayakan para janda setelah bercerai atau ditinggal mati suaminya. https://radarbanyumas.co.id/ambil-harta-dan-sudah-di-tangan-janda-pemilik-bangun-maling-pilih-cabuli-lalu-harta-ditinggal/ "Komunitas ini dibentuk untuk pemberdayaan, bukan untuk gaya-gayaan. Atau untuk mencari jodoh," tandasnya. Soal menikah lagi, menjadi urusan masing-masing. "Kalau sudah jodoh kan pasti bertemu, ngga perlu dipaksakan. Itu soal individu, itu udah privasi," paparnya. (drn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: