Anggota MPR SosialisaSikan Bahaya Ideologi Radikal

Anggota MPR SosialisaSikan Bahaya Ideologi  Radikal

BANJARNEGARA - Anggota MPR RI Taufiq R Abdullah mengingatkan agar mayarakat tidak terpengaruh paham paham-paham yang menyimpang dan paham radikal. Paham radikal ini sangat berbahaya dan menyebabkan pengikutnya menyesal. Seperti yang dialami eks WNI yang bergabung dengan ISIS. Hal ini disampaikan saat sosialisasi Empat Pilar MPR RI di aula BLK Klampok, Minggu (9/2). Empat Pilar MMPR RI yaitu Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, UUD 1945 sebagai konstitusi negara, NKRI sebagai bentuk negara dan Bhineka Tunggal ika sebagai semboyan negara. "Sosialisasi ini dilakukan agar masyarakat agar tidak terpengaruh dengan paham-paham yang bertentangan dengan Pancasila," jelasnya. Kelompok ini menganggap kelompoknya paling benar dan membuat gerakan sesuai paham yang dianutnya. Paling ekstrim, kelompok tersebut ada yang sampai bergabung dengan ISIS dan berperang di Timur Tengah. "Kini mereka sedang menderita, karena ingin kembali ke Indonesia," ujarnya. Namun mereka sudah bukan lagi WNI karena menanggalkan kewarganegaraan. "Sudah tidak punya kewarganegaraan, pemerintah berfikir 1.000 kali kalau mereka ingin kembali ke Indonesia," kata dia, Mereka kini tidak memilik kewarganegaraan karena telah menyatakan keluar sebagai WNI. "Bahkan membakar paspor, artinya sudah tidak mengakui sebagai warga negara. Dengan membakar paspor, mereka melakukan penghinaan pada administrasi negara," jelasnya. Bahkan kelompok tersebut mengancam akan menyerbu Indonesia. Terhadap kelompok ini, secara pribadi Taufiq menolak mereka diizinkan kembali ke Indonesia. "Kalau bicara kemanusiaan, apakah mereka punya peri kemanusiaan? Mereka juga telah merugikan kemanusiaan orang lain. Apakah ada jaminan, merkea sudah taubat dan berubah pikiran?," paparnya. Sebab berbahaya jika ternyata secara idiologi mereka masih kuat dan menganggap Indonesia negara thogut dan mayoritas ummat di Indonesia adalah musuh. "Dikhawatirkan terorisme semakin berkembang dalam jangka panjang. Saya secara pribadi keberatan," tukasnya. Oleh karena itu, dia meminta masyarakat tidak mudah terpengaruh dnegan paham alternatif baru yang belum tentu benar.(drn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: