DCF, Ada yang Minta Kentut Seplastik

DCF, Ada yang Minta Kentut Seplastik

Sebelas Anak Bajang Dicukur BANJARNEGARA - Ruwatan bocah rambut bajang atau gembel menjadi puncak acara Dieng Cukture Festival (DCF). Pada DCF tahun ini, ada 11 anak bajang yang dicukur di Komplek Candi Arjuna, Minggu (2/8). Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Banjarnegara Dwi Suryanto, mengatakan, salah satu acara inti perhelatan DCF adalah ritual cukur rambut gembel. Kesebelas anak itu mengikuti ritual setelah didaftarkan ke panitia penyelenggara DCF jauh-jauh hari. "Sebelumnya hanya sembilan anak yang ikut prosesi . Namun beberapa minggu menjelang acara, dua anak menyusul mendaftar," jelasnya. Dwi mengatakan ada dua anak rambut gembel asal Dieng yang mengikuti ritual ini. Sedangkan lainnya berasal dari luar Banjarnegara.  Ada yang unik dari ritual cukur rambut gembel di gelaran DCF X 2019. Satu anak gembel Dinda Syifa Ramadani (4) putri Sugianto dan Mursinah dari Jlamprang Leksono Wonosobo minta kentut satu plastik dan telur puyuh satu biji. Permintaan tersebut merupakan prasyarat yang harus dipenuhi sebelum dilakukan ruwatan cukur rambul gembel.  Meskipun terdengar lucu, namun permintaan tersebut harus dipenuhi oleh penyelenggara. Sebab bila tidak dituruti, Maka "kentut" dalam besek bambu pun diusung ke panggung dan ditunjukkan pada penonton yang selanjutnya diberikan  pada Ananda. Permintaan lain dari anak gembel yang diruwat antara lain es krim coklat, pecut klintingan topeng, uang Rp 4 ribu, cincin dan duren, laptop, dua ekor kambing, liburan ke pantai, sepeda berwarna pink, dan uang Rp 4 juta. Serta ada juga yang permintaannya tiga jenis sekaligus yaitu bakso, sepeda, dan HP.  Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono usai memotong rambut gembel juga menuruti permintaan si anak bajang,  yakni es krim warna coklat.Menurut Budhi, helatan DCF X 2019 ini lebih tertib dari tahun sebelumnya. Meski masalah utama belum terpecahkan yaitu ketersediaan fasilitas parkir, transport (akses jalan) penginapan, dan toilet. "Untuk itulah kami akan membangun dan membenahi infrastruktur wisata Dieng di tahun 2021," ujarnya. Plh Gubernur Jateng Taj Yasin mengapresiasi kegiatan yang sudah berjalan ke sepuluh ini. Ia berharap wisatawan kerasan tinggal lebih lama di Dieng."Bagi yang belum mendapati salju Dieng, cobalah ditunggu lagi sambil menikmati indahnya alam Dieng," ujarnya saat memberikan sambutan. Dieng Macet Jumlah pengunjung DFC yang mencapai ratusan ribu orang, membuat lalu lintas di Dieng macet. Padahal sudah diberlakukan rekayasa lalu lintas dengan membuat arus hanya satu arah. Jalan juga dijaga petugas agar tidak digunakan untuk parkir. Namun karena tidak imbang antara lebar jalan dengan jumlah kendaraan, lalu lintaspun macet. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Banjarnegara Dwi Suryanto mengatakan jumlah pengunjung yang mengahadiri Dieng Culture Festival (DCF) X 2019 sekitar 150 ribu. 'Kita tidak mentargetkan, tapi diperkirakan sama dengan tahun lalu," jelasnya. Kapolres Banjarnegara AKBP Aris Yudha Legawa mengatakan kemacetan memang terjadi. Namun menurut dia, tidak separah tahun lalu. "Arus memang padat tapi merayap. Sementara kalau kita bandingkan dengan tahun lalu, arus macet total," paparnya. Menurut dia, dari pelaksanaan DCF selama tiga hari, yang perlu dievaluasi adalah ketersediaan lahan parkir. "Lahan parkir yang disiapkan sangat kurang sekali. Baik untuk parkir roda empat maupun roda dua. Kemudian petunjuk-petunjuk lahan parkir sangat minim sekali," jelasnya. Menurut dia, pengunjung juga belum begitu paham dengan even apa saja yang diselenggarakan. (drn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: