Marak DBD, Warga Tolak Fogging
Fogging BANJARNEGARA - Sejumlah warga enggan difogging. Alasannya karena tidak mau rumahnya kotor oleh asap fogging. Padahal, lingkungan sekitarnya terjangkit DBD. Kepala Puskesmas Mandiraja 1 Nuruddin AG mengatakan , sejumlah warga Mandiraja Wetan menolak rumahnya difogging. Warga menolak karena tidak mau rumah dan perabotnya menjadi kotor. Padahal warga yang menolak fogging ini, anggota keluarganya ada yang terjangkit DBD. Meskipun menolak, fogging tetap dilakukan. Hanya saja tidak sampai masuk ke rumah warga yang menolak. Dia mengatakan sesuai ketentuan, dalam radius 100 meter, semua rumah harus difogging. Untuk mencegah penyebaran DBD dilakukan fogging secar berkala. Seperti yang dilaksanakan di Desa Mandiraja Kulon, Selasa (19/3) pagi. Fogging di desa itu dilaksankaan di Dusun 1 atau di sebelah utara Kantor Desa Mandiraja Kulon. "Besok pagi di Kertayasa. Di Kertayasa sebelumnya sudah pernah difogging. Tapi yang difogging besok beda lokasi," jelasnya. Menurut dia, kasus DBD muncul karena cuaca yang sering hujan. Sehingga memungkinkan adanya genangan tempat nyamuk bertelur. "Berbagai langkah sudah kita lakukan. Antara lain dengan Pembrantasan Sarang Nyamuk atau PSN, penyluhan ke RT- RT dan mengaktifkan kader Jumantik," lanjutnya. Dijelaskan, wilayah pelayanannya mencakup delapan desa. Sedangkan yang difogging ada tiga desa yaitu Desa Mandiraja Kulon, Mandiraja Wetan dan Kertayasa.Fogging dilakukan di tiga desa itu lantaran terjadi penularan setempat. Sedangkan di desa lain, ada penderitanya. Namun tidak difogging karena merupakan kasus impor. (drn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: