Korban Gempa Kalibening Masih Trauma
BANJARNEGARA - Korban gempa Kalibening masih trauma. Tak hanya karena harus kehilangan rumah dan tinggal di pengungsian, tapi juga karena gempa masih mengintai sewaktu-waktu. Bukan cuma anak-anak, tapi juga orang dewasa. Salah satunya guru SMPN 2 Kalibening Dodik Bintoro. Ia mengaku butuh trauma healing. "Saya masih was-was saat berada di gedung sekolah. Pernah saat saya di toilet terasa getaran hingga saya ketakutan dan kaku seolah tidak bisa bergerak. Setelah saya keluar ternyata getaran itu berasal dari truk yang melintas." katanya yang mengaku baru kali ini merasakan trauma. Sekretaris Desa Kasinoman Sodikin membenarkanya. Masyarakat sekitarnya juga masih enggan menempati rumahnya kembali. Kebanyakan dari mereka yang takut justru orang dewasa," ungkapnya. Untuk anak kecil hingga dewasa cenderung telah menyesuaikan. Trauma healing sempat beberapa kali dilakukan. Pertama kali dilakukan oleh Satuan Kepolisian Resor Banjarnegara. Disusul oleh beberapa relawan. Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Banjarnegara, dan Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) pun pernah melakukanya. Kesemuanya dilakukan terbatas pada anak-anak atau pelajar. Kepala BPBD Banjarnegara Arief Rachman merespon kebutuhan tersebut. Ia berencana akan berkomunikasi dengan beberapa pihak terkait untuk memberikan trauma healing khusus korban dewasa. "Kami akan berikan siraman rohani semacam pengajian," katanya. Menurutnya hal itu cocok bagi mereka yang mayoritas muslim. Arief merencanakan kegiatan tersebut akan terealisasi sebelum memasuki bulan ramadhan. Secepatnya ia juga akan berkordinasi dengan Puskesmas Kalibening selaku kordinator penanganan kesehatan. "Trauma bagian dari gangguan kesehatan," paparnya.(her)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: