Guru di Desa Terpencil Banjarnegara Didominasi Guru Honorer
BANJARNEGARA – Kualitas tenaga pendidik di Kabupaten Banjarnegara masih belum merata. Sekolah di daerah-daerah terpencil atau di pedesaan masih didominasi guru honorer. Padahal, kurikulum dan metode pembelajaran anatara desa terpencil dengan perkotaan sama. Penjabat Bupati Banjarnegara Prijo Anggoro meminta agar tidak terjadi kesenjangan antara sekolah di daerah desa terpencil dengan di kota. Menurutnya, peningkatan kualitas guru di daerah desa terpencil harus menjadi skala prioritas Dinas Pendidikan dan Olahraga (Dindikpora) Banjarnegara. “Apalagi, tidak jarang ditemukan kemampuan siswa di desa terpencil yang mumpuni. Hal ini disayangkan jika tidak didukung dengan kualitas guru,” ujarnya, Rabu (26/4). Ia melihat, salah satu pemicu kualitas siswa di desa terpencil kurang bagus karena kemampuan guru juga masih banyak yang pas-pasan. Belum lagi, sekolah di desa terpencil juga minim akses informasi atau media pembelajaran selain dari sekolah. “Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pendidikan di desa terpencil adalah dengan meningkatkan kemampuan para guru itu sendiri,” tandasnya. Sementara itu, Kepala Dindikpora Banjarnegara Noor Tamami tidak memungkuiri jika selama ini masih terjadi ketimpangan penempatan guru yang berstatus PNS antara sekeolah desa terpencil dan kota.Di daerah terpencil, masih didominasi guru wiyata bhakti atau honorer. “Meski tidak semuanya, namun pengajar di wilayah perkotaan sebagian besar guru PNS. Sebagian besar untuk sekolah di desa terpencil, hanya ada dua guru yang berstatus PNS ,lainnya masih tenaga honorer bahkan wiyata bakti,” terangnya. Dengan kondisi ini, ia berharap kedepan makin banyak perekrutan PNS untuk tenaga guru. Di sisi lain, untuk mengatsipasi kesenjangan, pihaknya mengaku selalu mengadakan pertemuan antar guru untuk memberikan persamaan pandangan dan persamaan metode pengajaran. Sehingga diharapkan tidak ada lagi perbedaan kualitas pendidikan. “Harus diakui juga sarana dan prasarana sekolah di desa terpencil dan perkotaan berbeda. Meski itu buka alasan utama , namun hal tersebut menjadi salah satu sebeb belum setaranya kualitas pendidikan di dearah terpencil dan perkotaan,” tuturnya. (uje/acd)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: