Ikan Hias yang Mati Mendadak Diminta Tak Dikonsumsi

Ikan Hias yang Mati Mendadak Diminta Tak Dikonsumsi

BANJARNEGARA – Sejumlah Desa di Kecamatan Kalibening diingatkan agar tidak mengkonsumsi ribuan ikan hias yang mati mendadak dalam dua pekan ini. Sebab, ikan jenis koi tersebut diindikasi terkena virus yang dikahwatirkan bisa berdampak buruk bagi pengkonsumsi. Hal ini disampaikan petugas Dinas Keluatan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah Wahyu Ari Bawono. Ia meminta kepada petani ikan hias dan ikan mas di Desa Karanganyar agar sebaiknya mengubur ikan yang sudah mati. Hal ini dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran penyebab matinya ikan hias tersebut. “Sebaiknya jangan dikonsumsi, karena kondisi ikannya saja tidak sehat. Paling tidak selama kami melakukan tes laboratorium soal penyebab kematian ikan-ikan ini,” tegasnya, Jumat (16/12). Wahyu melanjutkan, untuk tes laboratorium dilakukan di Semarang karena terkait kelengkapan peralatan. Ia menjanjikan dalam satu pekan ini, penyebab matinya ribuan ikan mas di Desa Karanganyar segera diketahui. “Kalau air kolam sebenarnya sudah kami uji dan hasilnya tidak ada masalah. Tinggal ikannya yang kami ujikan di Semarang,” lanjutnya. Untuk Koi Herpes Virus (KHV) yang diduga menjadi penyebab kematian, jelas dia efektif menular di suhu dingin, yakni di bawah 26 drajat. Sedangkan di Desa Karanganyar, setelah dilakukan pengecekan berada dibatas yakni tepat 26 drajat. “Memang ada kemungkinan terkena virus, tetapi kami tetap menunggu hasil laboratorium,” tambahnya. Hal serupa juga dikatakan Camat Kalibening Paryono. Ia mengingatkan agar petani iakn hias tidak mengkonsumsi ikan yang mati mendadak. Ia tak memungkiri jika sebagaian petani keberatan mengubur ikan yang mati mendadak tersebut. “Karena matinya saja tidak wajar, dikhawatirkan akan berdampak di tubuh yang mengkonsumsi. Sebaiknya jangan dikonsumsi,” pesannya. Sementara itu, Kepala Desa Sirukun Kecamatan Kalibening, Karpi mengatakan, ikan hias di wilayahnya juga mengalami mati mendadak. Sekitar 90 kolam ikan yang berisi ikan koi, emas, mujahir dan lele. "Satu kolam terdapat banyak jenis ikan namun yang sakit dan mati hanya jenis koi dan emas. Lele dan mujahir tetap aman," katanya. Padahal, sebagian besar warga Sirukun menjadikan kegiatan penangkaran ikan hias jenis koi dan emas sebagai mata pencaharian karena ikan hias dari Sirukun menjadi bagian penyuplai ikan hias di daerah Pantura mulai Pekalongan, Batang bahkan hingga Jakarta. (uje/acd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: