Banjarnegara Dilanda Ratusan Longsor, Kerugian Capai Piluhan Miliar

Banjarnegara Dilanda Ratusan Longsor, Kerugian Capai Piluhan Miliar

BANJARNEGARA - Ratusan bencana terjadi di wilayah Kabupaten Banjarnegara selama tahun 2016. Dengan jumlah korban meninggal dunia tujuh orang dan kerugian Rp 24,6 miliar. Mengingat potensi bencana terutama tanah longsor masih tinggi, pemkab Banjarnegara menggelar Apel Siaga Darurat Bencana di alun-alun, Jumat (16/12) pagi. Apel ini diikuti oleh BPBD, TNI, Polri, Tagana dan Satgas dari sejumlah Ormas. Kepala BPBD Banjarnegara, Catur Subandrio mengatakan sampai tanggal 16 Desember, terjadi 124 bencana tanah longsor baik berskala kecil maupun besar. "Dengan korban tujuh orang meninggal dunia dan satu luka berat dan satu luka ringan dan 93 rumah rusak berat, sedang dan ringan," jelasnya. Sedangkan jumlah kerugian kerugian mencapai Rp 24,6 miliar. Dikatakannya, longsor terjadi merata di 20 kecamatan. Menurut Catur, saat ini wilayah yang masih rawan longsor yaitu Desa Calapar Kecamatan Madukara, Desa Mlaya Kecamatan Punggelan dan Desa Suwidak Kecamatan Wanayasa. Warga di ketiga desa tersebut ingin relokasi mandir. Tapi lahannya tidak memenuhi syarat karena tanahnya labil. Dikatakan oleh Catur, dalam penanganan bencana pihaknya masih menghadapi keterbatasan alat. "Kita butuh alat berat yang berukuran kecil sehingga bisa masuk jalan yang sempit dan lebih cepat sampai ke lokasi," paparnya. Kebutuhan lain yang masih mendesak yaitu mobil pemadam kebakaran. Saat ini BPBD Banjarnegara memiliki empat unit mobil Damkar, Namun yang satu unit sudah tua. Sehingga sudah tidak dipakai. Praktis, mobil Damkar yang siap satu unit dengan kapasitas 5.000 liter dan dua unit dengan kapasitas 3.000 liter. Idealnya, minimal di lima eks Kawedanan masing-masing tersedia satu unit mobil Damkar. Kebutuhan lainnya yang juga mendesak yaitu perahu. Mengingat pada musim penghujan seperti sekarang ini, pihaknya sering turun ke Sungai Serayu untuk mengevakuasi korban hanyut. Sekda Banjarnegara, Fahrudin Slamet Susiadi mengatakan apel ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan petugas jika terjadi bencana. " Melalui apel ini kita bisa mengetahui kesiapan pemda dan masyarakat jika sewaktu-waktu terjadi bencana. Sebab bencana datangnya tiba-tiba dan tidak terduga," jelasnya. Dalam apel ini juga digelar berbagai peralatan untuk penanganan bencana. Termasuk demonstrasi pemasangan tenda dengan waktu 12 menit 37 detik dari waktu standar 20 menit. (drn/acd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: