Kincir Diharapkan Atasi Persoalan Air Untuk Petani di Selatan Banjarnegara

Kincir Diharapkan Atasi Persoalan Air Untuk Petani di Selatan Banjarnegara

BANJARNEGARA - Anjlognya harga singkong tidak terlepas dari sulitnya air di lahan tegalan. Tidak adanya alternatif tanaman lain, membuat petani di wilayah selatan Kabupaten Banjarnegara menjadikan singkong sebagai tanaman andalan. Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Banjarnegara, Singgih Haryono menilai diperlukan terobosan untuk mengatasi masalah ini. "Kalau tidak ada inovasi, maka petani selamanya akan menanam singkong," kata dia. Menurut dia, Pemkab sebenarnya tidak tinggal diam terhadap keluhan petani singkong. Sebelumnya pemkab berupaya membendung Sungai Parakan di wilayah Kecamatan Purwanegara. Namun dari hasil kajian, membendung sungai tersebut kurang feasibel. "Kami kini tengah menjajaki penggunaan kincir air Batu Bana (Batur Banjarnegara) yang dikembangkan oleh Irhamto, putra Banjarnegara asal Batur," jelasnya. Dengan kondisi geografis yang tidak rata, dia yakin bisa memasang kincir Batu Bana di Sungai Parakan. "Untuk mengangkat air 30 meter diperlukan terjunan 1,5 meter. Saya yakin bisa dibuat disana," kata dia. Kalaupun tidak ada terjunan, bisa dibuat bendungan kecil setinggi 1,5 meter. Penggunaan kincir Batu Bana, menurutnya lebih ekonomis dibandingkan dengan pompa diesel maupun pompa listrik. Sebab kincir ini sama sekali tidak membutuhkan bahan bakar maupun listrik. Sebab untuk menggerakkan kincir, hanya menggunakan aliran air. Sedangkan biaya untuk pembuatan kincir ini juga terbilang kecil. Sebab komponen utama kincir ini hanya kincir dan pompa. Kincir yang diputar oleh aliran air kemudian memompa air agar naik ke atas melalui pipa. "Meskipun debit airnya terbilang kecil, tapi kincir ini bisa mengalirkan air tanpa henti. Sedangkan biaya yang dikeluarkan palig hanya untuk perawatan saja," ujarnya. Dia yakin jika pompa ini diterapkan di daerah tegalan, akan mampu mengatasi masalah yang selama ini kerap dihadapi petani singkong. Sebab mereka bisa beralih menanam sayur atau maupun tanaman lainnya. "Jadi ada alternatif tanaman lain yang bisa ditanam. Kalau sayur masa tanamnya lebih singkat. Sehingga petani bisa menanam berkali-kali dalam setahun. Tidak seperti singkong yang hanya sekali dalam setahun,"imbuhnya. (drn/din)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: