Banjarnegara Butuh 50 Pangkalan Lagi

Banjarnegara Butuh 50 Pangkalan Lagi

BANJARNEGARA – Dengan jumlah 20 kecamatan, Banjarnegara baru memiliki enam agen dan 744 pangkalan elpihi tiga kilogram. Jumlah ini masih kurang bila dibandingkan dengan Kabupaten Banyumas yang memiliki 1.040 pangkalan untuk 27 kecamatan. Paling tidak, dibutuhkan 50 pangkalan lagi agar bisa mencover desa-desa yang masih kosong.  Demikian disampaikan Ketua DPC Hiswana Migas Banyumas, Anas Pribadi saat sosialisasi  LPG di  Aula Lantai III Setda, kemarin. “Tambahan 50 pangkalan lagi akan mengisi kekosongan pangkalan di sejumlah desa sehingga distribusi gas elpiji cukup merata. Tambahan jumlah pangkalan ini diharapkan juga dapat mengurangi panjangnya rantai distribusi sehingga mampu menekan harga,” katanya. Elpiji tiga kilogram  merupakan bahan bakar yang mendapat subsidi dari pemerintah. Konsekuensinya agen dan pangkalan memiliki tangung jawab yang besar dalam mengelolanya. Karena itu Anas meminta agen dan pangkalan untuk hati-hati serta memenuhi administrasi yang ada. Sehingga kalaupun nanti ada pemeriksaan tidak masalah, sebab sejak awal sudah tertib dan sesuai aturan. “Agen dan pangkalan mempunyai kewajiban untuk membuat laporan. Ada blangko formulirnya sebagai laporan. Bila ada ajakan untuk menyelewengkan aturan jangan mau, sebab yang rugi nanti diri sendiri juga,” katanya. Kasi Geologi Migas dan SDM  Dinas  PSDA dan ESDM Banjarnegara, Arif Subagyo mengatakan setiap tahun, kebutuhan bahan bakar bersubsidi ini selalu meningkat.  Selama tahun 2015, di wilayah Kabupaten Banjarnegara setiap harinya dipasarkan 14.125 tabung gas. Jumlah ini naik 10,71 persen jika dibandingkan 2014 yang mencakup 12.597 tabung gas per harinya. Kenaikan ini cukup signifikan bila dibandingkan lima tahun lalu dan diperkirakan kebutuhan gas ke depannya terus naik. “Pada tahun 2010, jumlah distribusi gas masih pada kisaran 7.380 tabung per harinya. Tahun 2015 naik menjadi 14.125. Dan pada tahun 2016 dengan kuota sebanyak 15,093 diperkirakan realisasi di lapangan mencapai 16.055 tabung per harinya,” katanya. Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan,  Siswanto, yang membuka sosialisasi mengingatkan ke depan perlu adanya pemerataan pangkalan di setiap desa/kelurahan dan penataan wilayah kerja pangkalan agen elpiji tiga kilogram agar harga tidak menjadi tinggi karena panjangnya rantai distribusi. “Panjangnya rantai distribusi dan jauhnya pangkalan menyebabkan naiknya harga elpiji tiga kilogram tangan konsumen. Faktor ini harus diminimalisir dengan menambah jumlah pangkalan agar dapat mengkover wilayah yang kosong dan mendekatkan jarak dengan konsumen,” ungkapnya. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pangkalan juga harus melakukan penjualan secara langsung kepada konsumen. Oleh karena itu pihaknya mengingatkan kepada pangkalan bahwa elpiji tiga kilogram yang dipasok dari agen, tidak boleh diperuntukan bagi para pedagang pengecer semata. Selain itu kepada para agen dan pangkalan, lanjutnya, harus mentaati aturan yang ada kalau tidak mau terkena sanksi hukum. "Elpiji tiga kilogram  merupakan barang yang disubsidi pemerintah, oleh karenanya agen dan pangkalan harus mengikuti aturan yang berlaku dan tidak menyalahgunakannya. Agen dan pangkalan harus waspada terhadap pihak-pihak yang berniat menyalahgunakan elpiji tiga kilogram, misal dengan cara mengoplos elpiji tiga kilogram ke tabung elpiji 12 kilogram," lanjutnya. (drn/)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: