24 Tahun Abrasi Sungai Cileumeuh Belum Juga Diperbaiki, Puluhan Rumah dan Jalan Desa Terdampak

24 Tahun Abrasi Sungai Cileumeuh Belum Juga Diperbaiki, Puluhan Rumah dan Jalan Desa Terdampak

SEMAKIN PARAH : Abrasi Sungai Cileumeuh di Desa Cilopadang, Kecamatan Majenang semakin parah dan berpotensi memutus jalan desa. (ISTIMEWA) CILACAP - Kondisi abrasi Sungai Cileumeuh di perbatasan Kecamatan Cimanggu dan Majenang, semakin hari semakin parah. Selain telah menyebabkan puluhan warga terdampak, abrasi tersebut juga berpotensi memutus jalan desa. Dari catatan warga setempat, abrasi tersebut sudah mulai sekitar tahun 1997. Tetapi belum ada aksi nyata untuk penanganan permanen lokasi tersebut dari pihak berwenang. Kejadian paling parah terjadi saat sebuah jalan di Desa Cilopadang, Kecamatan Majenang putus total akibat gerusan sungai Cileumeuh. Akibatnya warga sudah tidak lagi nyaman tinggal di lokasi tersebut karena rumahnya sudah seperti akan ambruk. "Ini sudah terjadi sejak sebelum krisis moneter (1998) lalu," kata Saryono, warga Desa Cilopadang, Senin (14/3). Saat ini, dia menambahkan, banyak warga mulai mengeluhkan luas tanah di tepi sungai yang menyusut drastis. "Lama-lama sungai bergeser ke arah barat," dia menambahkan. Abrasi sungai terakhir kembali terjadi pada 10 Februari 2022 lalu dan mengakibatkan kerusakan semakin bertambah parah. Abrasi bulan lalu itu kembali memakan bahu dan badan jalan penghubung antar dusun di Desa Cilopadang. https://radarbanyumas.co.id/rawan-abrasi-pesisir-pantai-wilayah-timur-cilacap-butuhkan-segera-penghijauan/ Bukan hanya itu, satu rumah warga Desa Rejodadi Kecamatan Cimanggu juga nyaris ambruk dan empat lainnya juga terancam roboh. Laman Berikutnya SEMAKIN PARAH: Abrasi Sungai Cileumeuh di Desa Cilopadang, Kecamatan Majenang semakin parah dan berpotensi memutus jalan desa. (ISTIMEWA) Sekretaris Desa Cilopadang, Dodo Hantoro mengatakan, dengan ancaman abrasi yang semakin nyata, sepekan terakhir warga melaksanakan kerja bakti untuk menyelamatkan jalan. Kerja bakti yang melibatkan sebagian warga Desa Rejodadi tersebut di antaranya dengan memasang bambu sebagai pancang. "Sudah seminggu ini warga kerja bakti," kata dia. Dia menjelaskan, pemerintah desa sebenarnya sudah sejak lama mengusulkan perbaikan Sungai Cileuemujh supaya menghindarkan warga dari dampak abrasi yang sangat parah. Tetapi usulan tersebut belum ada kabar lebih lanjut sampai saat ini. "Dari dulu sudah kita usulkan agar abrasi ini jangan terus-terusan terjadi," dia menambahkan. Seperti pada 2010 lalu sebenarnya sudah sempat muncul rencana untuk melakukan penguatan tebing sungai. Namun rencana ini gagal karena anggaran dialihkan untuk perbaikan bendung Cileumeuh yang ambruk. "Mungkin karena bendung ini lebih vital karena mengaliri 6 desa hingga penguatan tanggul berhenti sampai sekarang," pungkas dia. (nas)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: