5 PMI Cilacap Bermasalah Setahun Terakhir, Termasuk Ada yang Ilegal

5 PMI Cilacap Bermasalah Setahun Terakhir, Termasuk Ada yang Ilegal

Ilustrasi CILACAP - Dua Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Kecamatan Binangun dan Nusawungu yang menjadi korban kapal karam di Pantai Tanjung Balau, Kota Tinggi Johor, Malaysia yakni Andy Maulana dan Tukiman menjadi yang ke empat dan kelima PMI asal Kabupaten Cilacap yang berhadapan dengan kasus di luar negeri. Fungsional Dinas Ketenagakerjaan dan Perindustrian (Disnakerin) Kabupaten Cilacap Sutiknyo mengatakan, sebelum Andi dan Tukiman sudah terjadi tiga kasus yang melibatkan PMI asal Cilacap dan diselesaikan oleh Satgas Pemulangan PMI. "Pertama PMI asal Kawunganten, kedua asal Sampang, total ada tiga yang terselesaikan oleh Satgas. Dari tiga tersebut, satu diantaranya pemulangan jenazah, dan karena sakit," ungkapnya, Senin (20/12). Adanya pandemi Covid-19, dia menjelaskan, menjadi kendala tersendiri bagi Satgas Pemulangan untuk bisa memulangkan PMI yang berhadapan atau terindikasi kasus. "Itu (tiga) termasuk yang ilegal. Suka tidak suka itu harus kita tangani. Hanya karena adanya pandemi Covid-19 (menyulitkan pemulangan)," imbuh dia. Termasuk Tukimin Martameja alias Tukiman PMI adalah banjarwaru Kecamatan Nusawungu yang menjadi korban kapal tenggelam, dari keterangan keluarga yang bersangkutan sudah bekerja di Malaysia sejak tahun 1998 sampai sekarang secara ilegal. "Ternyata beliau (Tukiman) sudah pulang balik Malaysia sejak tahun 1998 sampai sekarang secara non prosedural (ilegal). Dengan rute dari desa ke Bandara Soetta-Batam terus ke Tanjung Uban dengan kapal," ujarnya. https://radarbanyumas.co.id/229-tki-ilegal-diusir-malaysia/ Untuk meminimalisir pemberangkatan PMI ilegal, sebenarnya pihaknya bekerja sama dengan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP2TKI) untuk terus melakukan sosialisasi. Sutiknyo mengungkapkan, yang kerap menjadi masalah adalah sebagian besar PMI ilegal terbujuk rayu dengan janji-janji muluk. "Tetapi celah-celah (ilegal) pasti ada. Tapi kita tidak surut memberikan sosialisasi kepada masyarakat," tutup dia. (nas)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: