Abrasi di Pantai Lengkong Makin Gawat, Perlu Penanganan Darurat, Dianggarkan Rp 100 M

Abrasi di Pantai Lengkong Makin Gawat, Perlu Penanganan Darurat, Dianggarkan Rp 100 M

MENUNGGU HARI: Selain menyebabkan nelayan tidak bisa lagi bersandar di pesisir Lengkong, abrasi Lengkong juga mengancam bangunan di sekitar pesisir. NASRULLOH/RADARMAS CILACAP - Pemerintah Kabupaten Cilacap melalui Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) mengklaim telah melakukan sejumlah langkah menyikapi abrasi di Pantai Lengkong, Kelurahan Mertasinga Kecamatan, Cilacap Utara yang terus menggerus pesisir pantai dalam sepekan terakhir. Kepala Dinas PSDA Kabupaten Cilacap, Saeful Hidayat menyampaikan, pesisir pantai merupakan kewenangan pemerintah pusat, di sini untuk Pantai Lengkong menjadi kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak. PSDA Kabupaten Cilacap sendiri sifatnya berkoordinasi dengan BBWS Serayu Opak. "Rencananya kemarin kan akan ditinjau, tetapi petugasnya pas jadwal vaksin. Akhirnya ditunda dan rencananya hari Kamis (hari ini, red) mau dikunjungi, sejauh mana kerusakannya," ungkap dia, Rabu (13/10). https://radarbanyumas.co.id/tpi-sepi-dampak-abrasi-produksi-tidak-ada-nihil-ikan-hasil-tangkap/ Dari Dinas PSDA Kabupaten Cilacap sendiri sudah menyampaikan kepada BBWS Serayu Opak untuk segera melakukan langkah darurat yang harus ditangani. Hasil komunikasi dengan BBWS Serayu Opak sendiri, penanganan abrasi di wilayah pesisir Pantai Lengkong dan sekitarnya tersebut sudah dianggarkan sebesar Rp 100 miliar di tahun 2022. Tetapi dengan kejadian abrasi yang cukup signifikan sepekan terakhir, dirinya menilai perlu langkah darurat terlebih dahulu. "Kebetukan didahului jebolnya (tanggul) minggu ini. Otomasis saya minta ada penanganan darurat dulu. Untuk penanganan darurat itu bagaimana, besok kita ketemu dengan BBWS Serayu Opak, langkah apa yang perlu dilakukan untuk penanganan darurat tersebut," ujar Saeful. Penanganan darurat bisa dengan alat berat atau excavator untuk menutup tanggul yang jebol. "Minimal ada alat berat supaya tanggul yang jebol bisa tertutup. Mungkin diperkuat dengan kantong berisi pasir atau bagaimana nanti, karena rekayasa teknisnya ada di BBWS," ungkapnya. Seperti diketahui, abrasi di Pantai Lengkong yang mulai terjadi dua tahun lalu semakin parah seminggu ini, dan cukup berdampak pada produksi ikan hasil tangkap, karena mengakibatkan aktivitas jual beli di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Lengkong sepi, dan juga petani tambak merugi karena tambaknya tergerus gelombang tinggi. Ketua KUD Mino Saroyo Untung Jayanto menyampaikan, dampak dari abrasi Pantai Lengkong sekarang tidak ada aktivitas produksi ikan hasil tangkap dari nelayan Lengkong yang masuk di TPI Lengkong. Dengan kondisi saat ini, produksi ikan yang masuk ke TPI Lengkong hanya sekitar lima sampai sepuluh persen dari sebelumnya. "Sebelumnya omset produksi di Lengkong sampai Rp 5 Miliar pertahun, sekarang paling sekitar Rp 500 juta, tidak sampai Rp 1 miliar," ujar dia. Dari pengamatan pihaknya, abrasi di Lengkong semakin parah setelah adanya pembangunan normalisasi pengerukan Dermaga untuk Kepentingan Sendiri (DUKS) milik PT S2P PLTU Karangkandri. "Kita bisa lihat di pantai Rawa Jarit yang wilayah bibir pantai bertambah kurang lebih 2 KM dari bibir pantai sebelumnya, tetapi yang tergerus adalah wilayah Pantai Lengkong dan Kemiren," tandasnya. (nas)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: