Duh, Tiga Tahun Hasil Tangkapan Ikan di Dua TPI di Cilacap Menurun, Harus Dikaji Agar Tak Berulang

Duh, Tiga Tahun Hasil Tangkapan Ikan di Dua TPI di Cilacap Menurun, Harus Dikaji Agar Tak Berulang

ABRASI: Nelayan Kemiren dan Rawajarit kesulitan mendapatkan ikan pasca pesisir terus menerus mengalami abrasi. NASRULLOH/RADARMAS CILACAP - Hasil tangkapan ikan Nelayan di dua Tempat Pelelangan Ikan (TPI), yakni TPI Kemiren Kelurahan Tegalkamulyan, Cilacap Selatan dan TPI Rawajarit Desa Menganti, Kesugihan terus menurun tiga tahun terakhir. Penurunan hasil tangkap diduga disebabkan akibat dampak abrasi yang terus menggerus pinggir pantai Lengkong. Ketua Koperasi Unit Desa (KUD) Mino Saroyo Cilacap, Untung Jayanto menyampaikan, abrasi ini berpotensi menutup TPI Kemiren dan Rawajarit, mengingat produksi ikan tangkap menurun drastis. "Abrasi berpotensi menutup dua TPI (Kemiren dan Rawajarit), karena nihilnya produksi di lokasi setempat," ungkap Untung, Jumat (1/10). Abrasi ini sendiri menurut dia dampak dari adaya proyek normalisasi dan pembangunan Dermaga untuk Kepentingan Sendiri (DUKS) atau Jetty milik PT S2P PLTU Cilacap dan pemecah ombak. "Ini hasil pengamatan kami sejauh ini," imbuhnya. Soal ini, Untung menambahkan, pihaknya sebenarnya telah melayangkan surat tembusan kepada jajaran Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) saat masih dijabat Menteri Susi Pudjiastuti. Dan saat itu sempat mendapatkan tindak lanjut dari Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Kabupaten Cilacap dan BBWS Serayu Opak yang terus melakukan peninjauan langsung ke lokasi. Pihaknya berharap persoalan dampak abrasi pantai tersebut dapat segera diselesaikan. Selain kepada KKP, pihaknya juga mendesak Pemerintah Kabupaten Cilacap untuk ikut aktif memberikan bantuan. "Melihat fakta kondisi di lapangan yang kami nilai telah berdampak pada keberlangsungan hidup nelayan," tandasnya. Kejadian abrasi juga terjadi di sebelah timur Pantai Lengkong, yakni Pantai Karangwinong Muara Sungai Serayu, yang masih berdekatan dengan komplek PLTU. Terutama di wilayah RW 10 Dusun Winong Desa Slarang Kecamatan Kesugihan mengalami abarasi hingga sepanjang 200 meter dalam dua tahun terakhir. Sebelum tahun 2018, jarak bibir pantai dengan permukiman warga Winong sampai 200 meter, tetapi tahun 2020 ini tinggal tersisa sekitar 10 meter. Dari warga menyebut, adanya penambangan pasir di sebelah timur Winong dan adanya breakwater atau pemecah ombak milik PLTU Karangkandri menjadi salah satu penyebab. "Breakwater itu kan sebelumnya hanya sepanjang 1 kilo meter, ketika diperpanjang 1 km lagi itu (abrasi) menjadi cepat sekali," kata Ketua RW 10 Dusun Winong Desa Slarang Turas Triyono. PPK Sungai dan Pantai I Balai Besar Wilayah Serayu Opak (BBWS) Sumarno saat peninjauan beberapa waktu lalu mengungkapkan, persoalan abrasi Winong sudah dicatat dan ditindak lanjuti pihaknya, dan mulai akan direncanakan pada tahun 2021, dan diharapkan bisa terealisasi tahun 2022. Hanya untuk penyebab abrasi ini sendiri menurutnya sebuah fenomena alam. Dan soal ini sedang ditindaklanjuti dan dilakukan kajian pihaknya. "Kita perlu menyusun detail disain terlebih dahulu terkait kondisi di sini, penanganan akan seperti apa," jelasnya. (nas)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: