2.000 Calon Pekerja Migran Asal Cilacap ke Korsel Terkatung-katung Dua Tahun, Berharap Bantuan Pemerintah

2.000 Calon Pekerja Migran Asal Cilacap ke Korsel Terkatung-katung Dua Tahun, Berharap Bantuan Pemerintah

ASPIRASI: Salah satu CPMI asal Cilacap saat mengungkapkan aspirasinya. CILACAP - Tidak kurang dari 2.000 Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) asal Kabupaten Cilacap sedang menunggu pemberangkatan kerja di Korea Selatan (Korsel) yang tidak pasti sejak pandemi Covid-19 awal 2020 lalu. 2000 CPMI ini adalah yang sudah melalui tahapan, seperti mendapatkan sertifikat kelulusan, hingga melengkapi administrasi pemberangkatan ke Korea. https://radarbanyumas.co.id/jokowi-tanam-mangrove-di-cilacap-jadikan-laguna-segara-anakan-pusat-pengembangan-mangrove-nasional/ Keluh kesah ini yang kemudian membuat salah satu CPMI asal Binangun, Arif Setiyono sempat nekat menyalurkan aspirasi dengan membentangkan spanduk saat kedatangan Presiden Joko Widodo di SMAN 2 Cilacap, Kamis (23/9). Aksinya tercium oleh masyarakat yang lansgung mengamankan dan membawanya ke Polsek Cilacap Utara. Kepada media, Arif mengaku, setelah dibawa ke Polsek, dirinya kemudian difasilitasi oleh Polres Cilacap untuk bertemu dengan pihak terkait, yakni Dinas Ketenagakerjaan dan Perindustrian (Disnakerin) Cilacap. "Hampir dua tahun setelah pendidikan, lulus tes, sending data (ke Korsel), kemudian (pemberangkatan) ditunda karena alasan Covid-19 masih tinggi, dan sampai sekarang kan ketika Covid-19 sudah turun, kenapa belum dibuka (pemberangkatan ke Korsel)," ungkapnya, Jumat (24/9). Dengan sertifikat kelulusan tes Korea yang hanya berlaku selama dua tahun, nantinya dia harus mengikuti tes kembali kalau masih mau berangkat ke Korea. "Ya terpaksa ngulang tes lagi," imbuhnya. Kepala Lembaga Pelatihan dan Kursus Swasta (LPKS) Sonagi Turinah menyampaikan, secara total se Indonesia ada sekitar 12.000 CPMI yang sudah mendapatkan sertifikat kelulusan yang tertunda pemberangkatannya ke Korsel. "Ada yang sudah mendapatkan kontrak kerja di Korea itu digagalkan oleh perusahaannya, ada juga yang sudah sending (kirim) data ke Korea, itu sudah numpuk," ungkapnya. Soal ini, CPMI menurut dia sudah menyampaikan kepada Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) untuk melakukan lobi kepada pemerintah Korsel, untuk membuka kembali program penempatan CPMI asal Indonesia, khususnya dari Cilacap yang sempat tertunda sejak pandemi Covid-19. Tetapi upaya tersebut sampai saat ini belum ditindaklanjuti oleh pihak BP2MI. Oleh karena itu, kedatangan Presiden Joko Widodo ke Cilacap menurut dia sudah tepat dimanfaatkan betul oleh CPMI untuk menyalurkan aspirasinya, supaya mereka bisa segera berangkat ke Korsel. "Mereka CPMI hanya ingin berangkat ke Korea, selain masa berlaku sertifikat hanya dua tahun, untuk mendapatkannya banyak pengorbanan, bukan hanya finansial (biaya pendidikan Rp 7,5 juta), tetapi waktu pendidikan yang sampai delapan bulan, dan pendaftar juga cukup banyak," imbuhnya. Oleh karena itu, CPMI asal Cilacap khususnya memohon kepada pemerintah pusat untuk bertindak, dengan berkomunikasi dengan pemerintah Korsel untuk bisa kembali membuka penempatan CPMI. "Minimal sertifikat yang sudah kadaluarsa, sudah dua tahun, masih bisa difungsikan dan masih bisa berangkat," tandasnya. Kepala Disnakerin Kabupaten Cilacap Dikdik Nugraha menyampaikan, soal ini Pemkab Cilacap akan berkoordinasi dengan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) soal pemberangkatan CPMI yang sudah lolos tes ke Korea Selatan ini. "Kami akan berkoordinasi dengan BP2MI, kira-kira kapan rekan dari CPMI ini bisa berangkat ke Korea," ungkapnya. Kapolres Cilacap AKBP Leganek Mawardi memastikan tidak ada penangkapan warga saat kedatangan Presiden ke Cilacap. Pihaknya malah memfasilitasi warga yang menyampaikan aspirasi untuk ditemukan dengan Disnakerin. "Saya harapkan upaya ini bisa terus berjalan dan bersinergi, sehingga aspirasi masyarakat bisa tersampaikan, dan situasi Kantibmas kondusif," jelasnya. (nas)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: