Kinerja Jelek, Penyertaan Modal 2 BUMD Distop di Cilacap

Kinerja Jelek, Penyertaan Modal 2 BUMD Distop di Cilacap

TAMBAH MODAL: Petugas sedang mengecek Instalasi Pengelolaan Air milik PDAM di Kesugihan. Kinerja dinilai bagus, PDAM termasuk salah satu BUMD yang mendapatkan penyertaan modal cukup banyak. NASRULLOH/RADARMAS CILACAP - Sedikitnya dua Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten Cilacap tidak diberi kucuran penyetaan modal tahun 2021. Kinerja yang buruk jadi alasan Pemerintah Kabupaten Cilacap menghentikan penyertaan modal kepada BUMD tersebut. https://radarbanyumas.co.id/sembilan-bumd-disuntik-dana-rp-2759-miliar/ Sekretaris Daerah Kabupaten Cilacap Farid Ma'ruf mengatakan, dua BUMD yang dimaksud adalah PD Serba Usaha yang mengusulkan penyertaan modal sebesar Rp 2 miliar, dan PD Cahaya Usaha sebesar Rp 500 juta. "Karena kinerjanya tidak bagus. Saya kawatir kita beri penyertaan modal kemudian hilang," ungkap Farid setelah Paripurna dengan DPRD, Kamis (2/9). Pihaknya meminta kepada BUMD tersebut untuk memperbaiki kinerja, jika ingin mendapatkan kembali penyertaan modal. "Perbaiki dahulu kinerjanya, kalau tidak diberbaiki ya jangan harap ada penyertaan modal," imbuhnya. Di luar dua BUMD tersebut, Farid juga mengapresiasi BUMD yang memiliki kinerja bagus, dan mampu menyumbang deviden untuk PAD, seperti PDAM, dan Bank Jateng. "Kami kasih penyertaan modal Rp 9 miliar kepada BPD (Bank Jateng), kita dapat Rp 17 miliar," terangnya. Dia menegaskan tidak memberikan nominal penyertaan modal yang sama kepada sembilan BUMD. Penyertaan modal nantinya tetap melihat kinerja masing-masing BUMD. "Yang banyak (penyertaan modal) mungkin dari BPD (Jateng), dan PDAM," ungkapnya. Khusus untuk PDAM sendiri, penyertaan modal yang dimaksud adalah diperuntukan pada program Sambungan Rumah (SR) untuk Masyarakat dengan Berpenghasilan Rendah (MBR) yang menurut dia masih cukup banyak. "Untuk PDAM bisa (diberi) Rp 15 miliar dalam satu tahun. Ini PDAM paling banyak. Karena MBR ini uangnya kita keluarkan dulu, kemudian dilaporkan ke pusat, setelah selesai nanti rembes (kembali) lagi ke Kas Daerah," ungkapnya. Farid menambahkan, Pemkab Cilacap akan lebih hati-hati dan selektif dalam penyertaan modal kepada BUMD. Ini dalam rangka meningkatkan kinerja dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari deviden BUMD. "Kalau kinerja bagus ya kita tambah modal. Dan untuk yang tidak bagus perlu kita tunda (penyertaan modalnya), supaya BUMD ini bisa meningkatkan kinerjanya," ujarnya. Terkait usulan roadmap 2022-2027 penyertaan modal untuk BUMD sebesar Rp 275.9 miliar, dia memastikan akan mengkaji kembali, apakah itu sesuai kebutuhan atau belum. "Itu baru usulan kita, akan kita bahas kembali. Prinsip kita efektif dan efisien," tandasnya. Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Cilacap Purwanto mengatakan, hasil monitoring pihaknya ada BUMD yang belum memberikan kontribusi signifikan untuk PAD, tetapi lebih banyak suntikan dana dari Pemda daripada keuntungan yang didapat. Hal ini menurut dia hanya menjadi beban bagi APBD, dan tujuan berdirinya BUMD sebagai salah satu sumber pendapatan pemerintah daerah tidak tercapai. "Penyertaan modal kepada BUMD harus diwujudkan dalam bentuk investasi yang produktif, supaya bisa menciptakan tingkat pengembalian yang produktif dan meningkatkan kinerja keuangan daerah," ujarnya. (nas)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: