Banjir Landa Tiga Desa di Kroya, Ketinggian Hampir Satu Meter

Banjir Landa Tiga Desa di Kroya, Ketinggian Hampir Satu Meter

BANJIR: Ruas Jalan Raya Buntu Kroya tergenang. Pemukiman di Desa Mujur Lor Terendam. RAYKA/RADARMAS CILACAP - Hujan deras yang turun sejak, Rabu (30/6) malam hingga Kamis (1/7) dini hari menyebabkan puluhan rumah warga kebanjiran di Kecamatan Kroya. Selain itu, Jalan Raya Buntu Kroya juga ikut tergenang, sehingga lalu lintas sempat terganggu. https://radarbanyumas.co.id/harusnya-masuk-kemarau-gelombang-rosby-picu-hujan-di-bulan-juni/ Kepala Dusun Pecangakan, Desa Mujur Lor Kecamatan Kroya, Wadino menjelaskan, di wilayahnya setidaknya ada delapan RT di dua RW yang terdampak banjir tersebut. "Paling parah di RT 2 RW 3 ketinggian mencapai 50-60 sentimeter kalau di jalannya hampir satu meter. Total ada 65 rumah yang tergenang banjir," kata dia, Kamis (1/7). Dia mengatakan, banjir mulai datang ke pemukiman warga sekitar pukul 00.00 dini hari. Ia bersama relawan setempat juga sempat melakukan kerja bakti hingga pukul 02.00 dini hari. Dikarenakan banyak sampah kiriminan yang menyumbat di Kali Wates. "Tadi malam kerja bakti karena sampah dari arah Banyumas nyumbat sehingga air naik ke Jalan Raya. Selain itu, Kali Tipar saluran jebol jadi masuk ke wilayah sini mengairi jalan, mudahan-mudahan air tidak naik lagi," ujarnya. Selain itu, Kepala UPT Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kroya, Sugiarto mengatakan, banjir juga terjadi di Dusun Karag, Dusun Rawabaya Desa Gentasari dan Desa Sikampuh Kecamatan Kroya. "Di Dusun Karang yang terdampak lima KK sementara di Dusun Rawabaya ada 50 KK yang terdampak. Genangan air di halaman rumah warga dengan ketinggian sekitar 20-30 sentimeter. Sementara di Desa Sikampuh ada 20 KK yang termpak. Genangan air dalam rumah warga dengan ketinggian sekitar lima sentimeter dan di halaman rumah warga 30 sentimeter," kata dia. Sugi mengatakan, genangan air sempat masuk ke rumah warga. Soalnya wilayah tersebut dekat dengan sungai dan lokasi rumah di dataran rendah. Sehingga saat sungai meluap air bisa masuk ke dalam rumah. Selain itu, debit air sawah yang meningkat, sehingga air lama surutnya. "Klep (pintu air) di Gumarang Sikampuh klep delapan dan sepuluh juga sudah dibuka sehingga air mengalir lancar. Untuk saat ini warga belum ada yang mengungsi," ujarnya. Sebagai persiapan, pihaknya terus melakukan monitoring wilayah. Selain itu para Kepala Desa diminta untuk siap siaga. Masyarakat pun diminta untuk tetap tenang, siaga, dan waspada apabila ketinggian air meningkat "Kita sudah gotong-royong membersihkan drainase yang tersumbat. Untuk logistik dan peralatan juga kami cek dan dipastikan aman," imbuhnya. Sementara itu Prakirawan Cuaca BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung, Rendi Krisnawan mengatakan, beberapa hari ke depan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih berpotensi terjadi. Hal tersebut dikarenakan pada musim kemarau ini, masih ada pertumbuhan awan hujan karena suhu permukaan laut di Indonesia masih hangat, sehingga potensi pengupan masih banyak. "Sekitar mulai pertengahan Juli - Agustus curah hujan akan mulai berkurang tapi ada potensi hujan ringan di beberapa wilayah (cenderung lokal). Karena kemarau tahun ini memang cenderung banyak hujan," kata Rendi. (ray)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: