Pemkab Cilacap Tambah Dua Rumah Sakit Rujukan, PHRI Tolak Hotel untuk Isolasi Pasien

Pemkab Cilacap Tambah Dua Rumah Sakit Rujukan, PHRI Tolak Hotel untuk Isolasi Pasien

RS RUJUKAN: Pemkab menambah rumah sakit rujukan Covid-19, salah satunya RS PMC Sampang, pasca tempat tidur pasien Covid menipis. NASRULLOH/RADARMAS CILACAP - Pemkab Cilacap menambah dua rumah sakit rujukan Covid-19. Dari sebelumnya sembilan, dengan tambahan tersebut total rumah sakit rujukan Covid-19 di Cilacap saat ini ada 11 RS rujukan Covid-19. https://radarbanyumas.co.id/vaksinasi-di-cilacap-ditarget-11-juta-di-akhir-tahun/ https://radarbanyumas.co.id/puskesmas-kesulitan-rujuk-pasien-bergejala-karena-ketersedian-bed-di-rs-menipis/ Tambahan RS rujukan ini untuk menyikapi terus menipisnya jumlah tempat tidur pasien Covid-19, seiring dengan tren kasus positif Covid-19 yang terus mengalami peningkatan sepekan terakhir. Dengan tambahan RS rujukan ini, jumlah ketersediaan tempat tidur (TT) pasien Covid-19 bertambah, dari sebelumnya sebanyak 346 dari sembilan rumah sakit, sekarang menjadi 406 dari sebelas rumah sakit, di mana hingga Senin (28/6) kemarin, dari 406 tempat tidur tersebut telah terisi 302. Kepala Dinas Kesehatan, dr Pramesti Griyana Dewi mengatakan, dua rumah sakit rujukan baru adalah RS PMC Sampang dengan 46 TT dan RS Afdilla Menganti 8 TT. "RS Afdilla siap 17 (TT), tetapi bertahap sekarang 8 (TT) dulu. Kalau RS PMC siap 46 (TT), tetapi yang betul-betul siap 10 dulu nanti pelan-pelan bertambah," katanya setelah Rakor penanganan covid-19 Forkopimda di Ruang Prasanda Pendopo Wijayakusuma Sakti, Senin (28/6). Ketua Badan Pengurus Cabang (BPC) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Cilacap Amin Suwanto mengaku, pihak PHRI sempat dilobi oleh Pemprov Jawa Tengah untuk menyediakan hotel untuk isolasi terpusat. Tetapi hampir semua hotel di Cilacap tidak berkenan jika hotelnya digunakan untuk tempat isolasi. Pihak pengusaha khawatir, jika hotelnya pernah digunakan untuk tempat isolasi pasien Covid-19 akan berdampak pada persepsi masyarakat pada hotel tersebut nantinya. "Masyarakat merasa kalau (hotel) yang sudah pernah untuk karantina pasti perlakuan berbeda," ucapnya. Akhirnya setelah lobi-lobi antara PHRI dengan Pemda akhirnya Pemda tidak melibatkan hotel untuk tempat karantina terpusat. "Pengalaman hotel @hom merasa akan kesulitan mengembangkan lagi untuk tamu umum," tandasnya. (nas)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: