Potensi Bahari di Cilacap Belum Digali Maksimal

Potensi Bahari di Cilacap Belum Digali Maksimal

WISATA BAHARI: Bupati Cilacap melakukan dialog di atas kapal Wisata Bahari, Sabtu (26/6). NASRULLOH/RADARMAS CILACAP - Potensi wisata alam Kabupaten Cilacap, terutama yang berada di sepanjang pesisir selatan dari ujung barat hingga ujung timur, termasuk Laguna Segara Anakan belum digarap maksimal. https://radarbanyumas.co.id/omzet-operator-perahu-wisata-di-teluk-penyu-ikutan-tenggelam/ Hal ini diakui oleh Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji. Tatto mengatakan, Pemkab Cilacap belum bisa mengoptimalkan potensi wisata bahari secara maksimal, karena sejumlah destinasi unggulan masih berada di luar wewenang pemerintah daerah. Pemkab Cilacap sendiri sebenarnya telah melakukan sejumlah upaya pendekatan kepada pihak yang lebih berwenang supaya dapat mengelola sebagian destinasi tersebut menjadi obyek wisata yang dapat dikunjungi masyarakat. "Saya sudah lama mimpi, laut Cilacap kan bagus, mangrove bagus, wisata bahari bagus. Kami sedang mempersiapkan kapal wisata untuk dikembangkan. Kita dosa kalau ada laut cukup bagus tetapi tidak dijual," kata Tatto setelah dialog di atas kapal Wisata Bahari hasil kerjasama Diskominfo dan RRI, Sabtu (26/6). Bupati menambahkan, bahwa dalam pengembangan wisata bahari tersebut, Pemkab mulai berkoordinasi dengan Kodam IV Diponegoro dan sejumlah pihak berwenang lain untuk memanfaatkan dan mengembangkan pantai, diantaranya dengan mendatangkan investor. "Bagaimana pantai ini dimanfaatkan, destinasi dimanfaatkan, dikelola dengan baik, kerjasama dengan mendatangkan investor, dengan koordinasi Kodam dan Pemda," imbuhnya. Ketua Badan Pengurus Cabang (BPC) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Cilacap Amin Suwanto mengatakan, sejak awal, perhotelan mendukung wisata yang bisa menarik minat masyarakat. Karena secara prosentase, tamu hotel di Cilacap 90 persen adalah tamu bisnis dan industri. Sedangkan wisatawan menurut dia kurang dari 10 persen. "Sepuluh persen sisanya salah satunya di dalamnya ada wisata, atau keluarga," katanya. Oleh karena itu, PHRI mendorong kepada Pemda untuk bisa membangun wisata yang lebih bisa dijual dan bisa dinikmati masyarakat. "Kalau wisata bahari, kita mengedepankan keselamatan, yang menurut kami wilayah Segara Anakan lebih selamat (aman), dibandingkan harus dengan pantai yang bertemu langsung dengan samudra India," tandasnya. (nas)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: