79 Warga Gandrungmangu Bertahan di Pengungsian

79 Warga Gandrungmangu Bertahan di Pengungsian

LONGSOR: Hujan lebat pada Selasa (1/6) mengakibatkan jalan dan rumah di Wanareja terkena longsor. CILACAP - Kabupaten Cilacap menjadi salah satu daerah paling berpotensi bencana di Jawa Tengah. Sejumlah wilayah, sejak beberapa pekan tengah dilanda bencana meliputi, tanah longsor, tanah bergerak, banjir hingga angin kencang. https://radarbanyumas.co.id/puluhan-rumah-diusulkan-relokasi-karena-pergerakan-tanah-di-gandrungmangu/ Setelah hujan lebat mengakibatkan jalan dan rumah di Wanareja terkena longsor, kali ini dua kecamatan lain yakni Karangpucung dan Cimanggu berpotensi mendapatkan ancaman banjir dan tanah longsor. "Potensi dampak hujan lebat pada Kamis (3/6) dan Jumat (4/6) bisa mengakibatkan bencana alam seperti banjir, tanah longsor, hingga angin kencang di dua kecamatan, Karangpucung dan Cimanggu," jelas Prakirawan BMKB Cilacap Rendi Kurniawan, Kamis (3/6). Oleh karena itu, pihaknya menghimbau kepada masyarakat di daerah rawan untuk berhati-hati jika beraktivitas di luar rumah, atau kalau perlu tidak keluar rumah jika tidak cukup mendesak. "Tetap tenang dan waspada, mulai berbagi atau bertukar informasi dengan tetangga sekitar rumah," imbuhnya. Dari BPBD Kabupaten Cilacap menyebutkan, hujan lebat yang terjadi pada Selasa (1/6) malam menyebabkan tiga wilayah di Kecamatan Wanareja terdampak longsor. Yakni Dusun Karangsari, Dusun Seukeut Girang RT 03/RW 13, Dusun Seukeut Hilir RT 01/ RW 12 Desa Majingklak Kecamatan Wanaeja. Pada longsor di Dusun Karangsari, turap penahan jalan kabupaten di Desa Majingklak - Palugon longsor dengan panjang 30 meter, tinggi 15 meter, dan lebar 2 meter. Di Dusun Seukeut Girang, turap penahan rumah milik warga longsor, sepanjang 40 meter, lebar 3 meter, dan tinggi 5 meter dan mengenai dua rumah yang ada di bawahnya. Sedangkan di lokasi ketiga yakni Dusun Seukeut hilir, tebing dengan panjang 20 meter, tinggi 7 meter, dan lebar 2 meter longsor menimpa dinding rumah milik warga. "Untuk kerusakan dan kerugian belum terhitung atau masih pendataan," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Cilacap Tri Komara Sidhy kemarin. Selain memerlukan pembangunaan kembali turap yang longsor, Tri menambahkan warga juga memerlukan logistik permakanan untuk kerja bakti. Di tempat lain, pasca kejadian tanah bergerak di Dusun Pagergunung RT 03/01 Desa Karanggintung, Kecamatan Gandrungmangu pekan lalu, sebanyak 79 jiwa dari 22 kepala keluarga (KK) masih bertahan di tempat pengungsian di Dusun Pagergunung. Pengungsi mengaku masih belum berani kembali ke rumah, karena khawatir kejadian tanah bergerak kembali terjadi. BPBD sendiri sudah mengirimkan tenda dan bantuan makanan untuk pengungsi. "Sudah ada tenda yang telah disalurkan BPBD Kabupaten Cilacap untuk menampung 22 KK dan 79 Jiwa yang mengungsi di tempat pengungsian di Dusun Pagergunung RT 03 RW 01 Desa Karanggintung ini," kata Babinsa Koramil 10/Gandrungmangu Sertu Budhi Nugroho. Pihak kecamatan Gandrungmangu, dan Koramil 10/Gandrungmangu, menghimbau warga untuk tidak pulang terlebih dahulu, sampai kondisi benar-benar aman. Tri Komara Shidy mengatakan, kejadian tanah bergerak ini merupakan yang pertama kali di Kecamatan Gandrungmangu. Pihaknya telah mendata rumah-rumah warga yang terdampak pergerakan tanah itu. BPBD juga telah menyampaikan kepada Badan Geologi Bandung untuk dilakukan penelitian ilmiah, supaya bisa diketahui apakah wilayah yang terdampak tersebut masih bisa dijadikan permukiman. "Karena ini kejadian pertama kali di wilayah Gandrungmangu," pungkasnya. (nas)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: