Tanggul Kritis Baru Ditangani Darurat

Tanggul Kritis Baru Ditangani Darurat

KRITIS : Mayoritas tanggul kritis di sungai Cikawung, Cijalu dan lainnya belum tertangani maksimal. HARYADI/RADARMAS MAJENANG - Mayoritas tanggul kritis di sejumlah sungai besar di Kecamatan Majenang dan seitarnya, masih memprihatinkan. Penangganan yang ada masih bersifat darurat dengan memasang karung berisi tanah. Hal ini sangat riskan karena mudah jebol tiap kali debit air sungai naik. "Masih bersifat darurat. Mudah jebol jika debit air naik," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Tri Komara melalui Kepala UPT BPBD Majenang, Edi Sapto Prihono. Dia mencontohkan tanggul jebol di Sungai Cikawung yang ada di Desa Karangreja Kecamatan Cimanggu. Tanggul ini baru ditutup dengan lapisan tanah. Meskipun pengurugan sudah menggunakan alat berat, kekuatannya dianggap masih lemah. Ini karena tidak adanya talud atau pemasangan bronjong. "Hanya diurug dengan tanah, belum ada bronjong," ungkapnya. Demikian juga dengan yang ada di Desa Sidamulya Kecamatan Wanareja. Di sana masih ada sejumlah tanggul yang belum tertanggani sempurna. Kerawanan paling besar ada di desa yang berdekatan dengan Sungai Cikawung. Perlu diketahui, Cikawung menjadi muara bagi mayoritas sungai besar yang ada di Kecamatan Majenang, Wanareja dan Cimanggu. "Daerah rawan yang sekitar Sungai Cikawung. Termasuk Majenang, Wanareja dan Cimanggu," ujarnya. Selain mewaspadai banjir, BPBD juga terus berhitung dengan musim dan curah hujan. Biasanya, puncak musim penghujan terjadi selama tiga bulan, dimulai dari Desember hingga Februari. Selama rentang waktu itu, curah hujan sangat tinggi. (har/din)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: