Prosesi Adat Meriahkan Bulan Sura

Prosesi Adat Meriahkan Bulan Sura

Sejumlah nelayan memikul jolen untuk dilarung ke laut setelah sebelumnya diarak menggunakan perahu melalui Segara Anakan. RAYKADIAH/RADARMAS. CILACAP-Dua jolen berukuran besar dilarung ke tengah laut pantai Sodong Kecamatan Adipala, Jum'at(5/10). Sebelumnya, kedua jolen tersebut diarak dari Bengawan Adiraja melalui Segara Anakan. Diiringi puluhan masyarakat dan nelayan yang ikut naik perahu, menambah suasana semarak. Tiba di lokasi pelarungan yang berada di kawasan Pantai Sodong, jolen-jolen tersebut disemayamkan sekitar lima belas menit dan menjalani prosesi persiapan larung menggunakan adat jawa. Sebelum tumpeng jolen beserta sejumlah sesaji dilarung, tetua masyarakat melakukan beberapa prosesi doa. Beberapa kemenyan dan dupa juga dibakar. Ada berbagai macam jenis sesaji yang akan dilarung, seperti ayam, jenis hasil laut dan makanan. Menurut Ketua Kelompok Nelayan Mina Martani Desa Adiraja, upacara sedekah laut ini bertujuan untuk mengucapkan syukur dan acara rutin saat bulan sura. "Sudah sejak tahun 1970an upacara larungan diadakan, ini memang tradisi turun temurun dan harus kita lestarikan. Karena bukan berniat musrik namun ini semata-mata adalah menggali unsur taradisi turun temurun," ujar Ketua Kelompok Nelayan Mina Martani, Sumekto. Di Desa Pesanggrahan Kecamatan Kroya, dengan berbagai macam nilai budaya, upacara sedekah bumi juga dilakukan. Bukan hanya para tetua adat yang melaksanakan upacara tersebut, namun seluruh lapisan masyarakat desa ikut terlibat. Ada dua gunungan yang berisi hasil palawija dan beberapa makanan diarak dari kedua dusun. Diikuti oleh arak-akan tumpeng mogana. Kemudian kedua dusun tersebut saling bertemu menjadi satu di Balai Desa Pesanggrahan. Saat melakukan arak-arakan gunungan, seluruh masyarakat ikut terlibat. Ribuan masyarakat Desa Pesanggrahan ikut andil dalam prosesi upacara ruwat bumi ini. Mereka melakukan arak-arakan dengan menggunakan pakaian adat dan diiringi oleh musik gamelan. Sekretaris Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Cilacap, Brojo Pamungkas menatakan, Desa Pesanggrahan sebagai desa pelestari adat dapat menjadi percontohan bagi seluruh desa di wilayah Kabupaten Cilacap. "Ini sangat luar biasa, bahkan animo masyarakat desa sangat meriah sekali. Seluruh masyarakat tidak terkecuali ikut terlibat dalam prosesi ruwat bumi ini, bahkan seluruh masyarakat menggunakan baju adat," ujar Brojo. Dalam meriahkan ruwat bumi Desa Pesanggrahan, ada 120 tumpeng mogana yang disajikan dari 12 RT di Desa Pesanggrahan. Kepala Desa Pesanggrahan, Sarjo mengatakan, seluruh tumpeng yang disajikan, merupakan biaya swadaya dari seluruh masyarakat Desa Pesanggrahan. "Ada dua dusun, empat RW dan dua belas RT yang memeriahkan festival tumpeng mogana ini. Mereka membuat tumpeng secara swadaya, sangat semangat sekali. Mereka menghias tumpeng mogana dengan sangat cantik," ujar Sarjo. Setelah melakukan prosesi rawat bumi, gunungan palawija dan makanan direbut kan oleh seluruh masyarakat, mereka bahkan rela berdesak-desakan untuk merebutkan isi gunungan tersebut. (ray/din)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: