Anisa, Anak Difabel yang Tetap Semangat Kuliah

Anisa, Anak Difabel yang Tetap Semangat Kuliah

GENDONG : Teti Rohyati sudah terbiasa menggendong Anisa ke sekolah sejak SMP. HARYADI/RADARMAS CIMANGGU - Keterbatasan fisik tidak menjadi masalah bagi Anisa Rizkiani Wulandari (19).Anak pertama pasangan Daswa (44) dan Teti Rohyati (42) ini, lahir dengan keterbatasan fisik.Warga Dusun Rambutpala RT 1 RW 7 Desa Sadabumi Kecamatan Majenang itu tercatat sebagai salah satu mahasiswa di STMIK Komputama. Karena tidak bisa menggunakan kakinya secara normal, dia harus digendong oleh ibunya tiap kali berpindah tempat. Tidak hanya itu, dia tetap berada di pelukan sang ibu saat pertama kali datang dan pulang dari kegiatan kampus seperti saat mengikuti Orientasi Pengenalan Kompetensi (OPEK) selama Sabtu (1/9) dan Minggu (2/9) kemarin. "Mau geser harus digendong," ujar Teti, kemarin. Dia mengatakan, kebiasaan menggendong anaknya sudah dilakukan sejak Anisa masuk SMPN 4 Majenang. Tiap hari, Teti harus mengendong anak pertamanya saat berangkat maupun pulang sekolah.Dirinya harus bertahan di lingkungan sekolah selama anaknya belajar. "Dari SMP sudah biasa seperti.Antar jemput naik mobil bak dan digendong," ungkapnya.Menurutnya, semangat belajar Anisa sangat besar.Ini terlihat sejak anaknya berumur 5 tahun.Anisa memaksa agar masuk SD 02 Sadabumi. Dia ingin bisa sekolah seperti anak-anak di lingkungannya.Demikian juga saat lulus SMP dan meminta dirinya didaftarkan di MAN Majenang."Dia yang minta masuk SD waktu baru lima tahun," jelasnya. Yang paling membuat dirinya tegar, adalah keinginan kuat Anisa untuk menuntut ilmu.Seperti saat pertama kali mendapatkan brosur penerimaan mahasiswa baru dari STMIK Komputama.Anisa dengan tegas meminta orang tuanya mengantar ke perguruan tinggi itu untuk menjadi mahasiswa. Anisa selama dua hari memang tidak banyak melakukan aktivitas. Dia lebih banyak duduk, baik saat acara maupun jam istirahat.Sebenarnya, dia sudah terbiasa menggunakan kursi roda.Namun beberapa sarana masih membutuhkan perbaikan agar Anisa bisa bergerak memakai kursi roda. Ketua STMIK Komputama, Dr Fathul Aminudin Aziz mengatakan, pihaknya sejak awal sudah menyiapkan sarana ramah difabel. Seperti jalan masuk, tangga menuju lantai dasar dan lainnya. "Sudah kita siapkan agar ramah dengan kaum difabel," kata dia. (har/din)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: