Ubur Ubur Jatuh, Buru Udang Krosok

Ubur Ubur Jatuh, Buru Udang Krosok

BERBURU UDANG : Para nelayan di Jetis mulai berburu udang krosok karena ubur-ubur tidak lagi diminati pembeli. RAYKA DIAH/RADARMAS CILACAP – Ubur-ubur yang dulu menjadi primadona tangkapan nelayan, kini mulai dihindari nelayan Jetis. Permintaan yang turun, membuat para nelayan kini lebih memilih berburu udang krosok. "Ubur-ubur biasanya sampai diekspor ke Jepang, Cina, Korea. Berhubung berapa negera seperti Myanmar dan negera di Asean lainnya juga banyak menghasilkan ubur-ubur, ubur-ubur dari kita sudah tidak diminat lagi tahun ini," ujar Kepala TPI Jetis, Marimun Mariyogi. Kondisi ini semakin parah karena konsumen lokal juga sudah tidak minat dengan ubur-ubur. Hal ini yang membuat nelayan akhirnya menghindari menangkap ubur ubur karena tidak begitu laku dipasaran. Salah satu buktinya, kini TPI Jetis malah kebanjiran udang krosok. "Konsumen lebih memilih udang, harga ubu-ubur juga semakin menurun kisaran Rp 800 pe rkilgram, jauh dari tahun lalu yang sampai Rp 2 ribu," ungkapnya. Produksi udang krosok di TPI Jetis per hari bisa mencapai 50 kilogram setiap nelayan. Belum lagi jika ada 100 nelayan yang mencari, hampir mencapai 5 ton perhari. Harga udang krosok Rp 10 ribu perkilogram. "Satu nelayan aja hari ini sudah setor dua kali, satu kali setor tadi sampai 70 kilogram," ujarnya. (ray/din)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: