Mutiara Ramadan: Momen Evaluasi Ketakwaan

Mutiara Ramadan: Momen Evaluasi Ketakwaan

Perintah puasa pada bulan Ramadan disampaikan oleh Allah SWT lewat firman-Nya dalam surat Al-Baqarah ayat 183. Dalam ayat tersebut Allah SWT mewajibkan perintah berpuasa kepada orang-orang beriman. Orang-orang yang beriman supaya patuh melaksanakan perintah berpuasa dengan sepenuh hati. Selain itu, momen puasa ini merupakan waktu seseorang untuk meningkatkan ketakwaannya. “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa” (QS. Al Baqarah: 183). Oleh : KH Muslihun Ashari* Dari ayat yang diturunkan saat Nabi Muhammad SAW berada di kota Madinah tersebut bisa dilihat bahwa terdapat korelasi antara puasa dengan tanda keimanan seseorang. Allah memberi perintah berpuasa kepada orang orang yang beriman. Hal ini berarti Allah hanya menerima ibadah puasa dari orang orang yang memiliki iman di dalam jiwanya. Dari ayat tersebut pula bisa disimpulkan bahwa puasa merupakan tanda kesempurnaan keimanan seseorang. Dalam meningkatkan amaliyah ibadahnya, kaum Muslimin juga dianjurkan untuk menjalankan ibadah ibadah lain selama satu bulan Ramadan tersebut. Munculnya kejadian teror di beberapa wilayah di Indonesia akhir akhir ini tidak lain karena adanya masyarakat yang memahami Islam secara sempit. Yang kemudian memunculkan keyakinan kalau pemahaman mereka akan Islam adalah yang paling benar. Memahami Islam secara sempit juga memunculkan keyakinan yang keliru. Misal dengan cara yang mereka (teroris) lakukan. Yakni dengan mengebom atau menyerang yang mereka anggap thaghut atau kafir. Ketakwaan memang merupakan mutlak menjadi dasar bagi siapaun orangnya nanti mendapat derajat paling mulia dihadapan Alloh SWT. Karena bagi Allah SWT, orang yang paling mulia adalah orang yang bertakwa. Tetapi nilai ketakwaan tersebut tidak kemudian membuat seseorang merasa dirinya paling benar, atau paling bertakwa. Karena diterima tidaknya ibadah seseorang hanya Allah SWT yang tahu. Puasa mendidik manusia agar bertakwa kepada Allah, meningkatkan amal ibadah semaksimal mungkin, kemudian diserahkan sepenuhnya kepada Allah SWT. Adapun kemudian munculnya hal hal yang tidak diinginkan karena ada salah persepsi dalam memaknai ketakwaan. (*) * Ketua Takmir Masjid Agung Darussalam Cilacap

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: