Digitalisasi Bikin UMKM Bertahan di Tengah Pandemi
M Zakir Machmud JAKARTA - Pemerintah bersama stakeholders terkait berupaya keras untuk membangkitkan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) akibat goncangan pandemi Covid-19. Berbagai macam upaya yang dilakukan pemerintah. Selain menekan laju kasus positif Covid-19, pemerintah juga melakukan pemulihan ekonomi nasional. Misalnya, mengalokasikan anggaran Rp 695,2 triliun untuk perekonomian dan kesehatan. Untuk UMKM sebesar Rp 123,46 triliun berupa program subsidi bunga, penjaminan kredit, relaksasi pajak, dan bantuan produktif. https://radarbanyumas.co.id/pelaku-umkm-masuk-pasar-digital-masih-rendah/ Pemerintah juga melakukan pendampingan bagi pengelolaan usaha, sumber daya manusia, sarana prasarana, termasuk memfasilitasi digitalisasi UMKM. "Untuk bertahan di saat pandemi adalah dengan digitalsiasi. Melakukan transformasi secara digital, maka hubungan konsumen dan penyedia bahan baku bisa dilakukan,'' ujar Kepala UKM Center Fakultas Ekonomi Binis Universitas Indonesia, M Zakir Machmud di Jakarta, kemarin (20/11). Memang tidak mudah pelaku UMKM untuk bertransformasi secara digital karena kendala tidak paham soal teknologi kekinian. "Harus dilakukan pendampingan. Bentuknya macam-macam, bisa melalui training, coaching, gathering, dan konsultasi. Intinya UMKM harus mempersiapkan diri ke arah digitalisasi,” tutur Zakir. Kesempatan yang sama, Head of Sales Wahyoo Triatmojo Suprasetyo mengatakan, bahwa saat ini segala aspek telah bertransformasi ke araga digitalisasi untik menjawab lanskap perubahan akibat pandemi Covid-19. "Kami memberikan dukungan digitalisasi khusus untuk warung-warung makan. Kami beritakan dikungan P3K adalah Pelatihan, Pembimbingan, Pendapatan, dan Kemudahan. Ini yang menaikkan derajat pelaku UMKM kita, terutama pemilik warung makan,” kata dia. Ia mengklaim kehadiran aplikasi seperti Wahyoo ini turut membantu mentransformasi UMKM ke arah proses bisnis digital. “Mereka itu kita bantu naik kelas dengan digitalisasi dari segi apapun. Mulai dari digitalisasi pembukuan, dari situ kita bisa lihat cashflow mereka, kita bisa tahu apa kebutuhan mereka,” tukasnya. Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM), Teten Masduki mengatakan, jumlah UMKM yang sudah terhubung dengan ekosistem digital saat ini mencapai 10,25 juta unit, atau 16 persen dari total UMKM di Indonesia yang sekitar 64 juta. Sebelumnya pada Juni 2020, jumlah UMKM yang terhubung ekosistem digital baru sebanyak 8 juta unit. "Target kita sampai akhir tahun 2020 itu 10 juta UMKM terhubung ke ekosistem digital. Saat ini sudah terlampaui, bahkan nanti bisa lebih besar lagi,” kata Teten. (din/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: