Harga Sembako Merangkak Naik

Harga Sembako Merangkak Naik

MAJENANG - Harga sejumlah komoditas sembilan bahan pokok (sembako) kembali naik meski puasa masih sekitar setengah bulan lagi. Barang yang mengalami kenaikan harga antara lain telur dan daging ayam. Sementara bawang putih mengalami rebound atau naik kembali setelah sempat turun beberapa waktu lalu. NAIK : Harga daging sapi di Pasar Induk Majenang mencapai Rp 120 ribu. (HARYADI NURYADIN/RADAR BANYUMAS) Pantauan Radar Banyumas di sejumlah pasar tradisional di wilayah barat Kabupaten Cilacap, harga daging ayam kampung naik dari Rp 60 ribu menjadi Rp 65 ribu per kg. Demikian juga dengan ayam potong dari Rp 26 ribu menjadi Rp 28 ribu per kg. Sementara telur dari semula Rp 17 ribu menjadi Rp 20 ribu per kg. "Mulai ada tanda-tanda kenaikan. Kalau bawang putih memang sudah naik dari akhir bulan kemarin. Sempat turun tapi sekarang naik lagi," ujar Kepala Pasar Induk Majenang, Agus Purwanto melalui Dwi Muryani, Rabu (10/5) kemarin. Selain itu, harga daging sapi di pasar induk Majenang sampai hari ini masih belum ada perubahan yakni Rp 120 ribu per kg. Harga tersebut tidak terpengaruh oleh perkembangan di daerah lain yang sudah mengalami perubahan. Dia mencontohkan di salah satu kabupaten tetangga harga daging sapi kini turun menjadi Rp 100 ribu per kg. "Di daerah lain ada yang sudah turun. Tapi disini masih tetap dan sudah berlangsung setahun terakhir," kata dia. Sementara itu, Teten, pedagang ayam goreng di Majenang mengatakan harga daging ayam diperkirakan akan kembali naik pada awal puasa. Hal ini berdasarkan kebiasaan yang terjadi tiap tahun. Pada hari pertama dan kedua bulan suci umat islam itu, dia kerap mengalami kesulitan mendapatkan daging ayam. Pasokan baru kembali datang setelah hari kedua puasa dengan harga dipastikan sudah naik. "Biasanya hari pertama dan kedua tidak ada daging. Baru ada setelah hari ketiga dan harganya sudah naik," kata dia. Dia mensinyalir, hal ini merupakan permainan para bandar dan pemasok daging ayam ke pasar tradisional. Mereka memanfaatkan naiknya kebutuhan daging selama puasa dengan harapan bisa meraup untung besar. "Sepertinya ini permainan bandar daging," kata dia. Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cilacap memastikan akan merazia pasar untuk memantau perkembangan. Selain itu, razia dilakukan untuk menghindari adanya penimbunan bahan kebutuhan pokok selama puasa dan menjelang lebaran. Razia ini dilakukan secara terpadu dengan melibatkan petugas kepolisian dari Polres Cilacap. Pemkab Cilacap bahkan sudah membentuk satuan tugas untuk merazia pasar. (har/ttg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: