Hardiman, Warga Tak Mampu yang Rela Membeli 90 Bendera Merah Putih

Hardiman, Warga Tak Mampu yang Rela Membeli 90 Bendera Merah Putih

Sisihkan Uang Hasil Ngamen dan Jual Bunga Kamboja Nasionalisme ternyata tak terhalang oleh kemiskinan. Demi mewujudkan kemeriahan menyamut HUT RI, Hardiman yang masuk kategori RTS rela merogoh koceknya sendiri untuk membli 90 bendera. DARYANTO, Kroya PUAS-Hardiman-saat-akan-berangkat-ngamen-merasa-puas-sudah---bisa-memenuhi-keinginanya Kemeriahan memperingati HUT ke-71 RI terlihat di mana-mana. Kemerihan juga terlihat di Dusun Banjaran RT 1 RW 7 Desa Kroya, Kecamatan Kroya. Memasuki dusun yang berbatasan dengan Desa Pekuncen tersebut, justru sedikit berbeda. Terlihat meriah dengan banyaknya bendera dan berbagai hiasan. Setidaknya ada 90 bendera hias dan puluhan umbul-umbul lainnya. Yang menarik ternyata bendera hias maupun umbul-umbul itu bukan dipasang RT atau desa. Melainkan dipasang sendiri oleh seorang paruh baya bernama Hadriman atau yang akrab dipanggil Pak Diman. Tidak hanya bendera dan berbagai hiasan, gapura-gapura berhiasakan janur kuning juga dipasang sendiri oleh Pak Diman. Pak Diman bukan orang berada. Bahkan tidak mampu. Rumahnya yang sederhana masih menumpang dilahan milik orang lain. Namun hal itu tak menghalanginya untuk dapat memeriahkan HUT ke– 71 RI setidaknya di lingkungan sekitarnya. Karena itulah dia mulai mengumpulkan uang dari hasil jerih payahnya mengamen dengan Salmoni. Pria kelahiran 1955 sekarang tinggal di sebuah rumah kecil yang jauh dari sehat. Lantainya masih tanah dan karena kecil tempat tidurnya harus bercampur dengan barang-barang yang dia punya termasuk peralatan ngamen. “Saya mengamen dari Gombong, Purbalingga, Bumiayu, Slawi hingga ke Brebes. Ya hasilnya kalau sedang mujur dapat Rp 100 ribu,” kata dia. Uang itu terpotong untuk makan dan tranportasi karena dia harus menggunakan angkutan umum saat berangkat. Nah sisanya kemudian dia kumpulkan untuk membeli bendera hias. Untuk membeli bendera hias dia sudah berhasil membeli 90 buah dengan harga kisaran Rp 15 ribu hingga Rp 35 ribu. Bahkan dia juga membeli bendera layur yang harganya Rp 70 ribu per buahnya. Diapun tidak peduli jika ada orang yang mungkin mengolok-oloknya. Dia hanya ingin menunjukan kepada generasi muda bahwa siapapun bisa mengisi kemerdekaan ini dengan caranya sendiri yang penting positif. “Ya karena saya ingin menunjukan meski saya bukan orang berada namun saya juga merasa terpanggil untuk memeriahkan HUT RI,”kata dia. Namun semangatnya untuk terus bertahan hidup dan menunjukan nasionalismenya patut dihargai. Bahkan demi mendapatkan penghasilan selain dirinya mengamen juga istrinya memungut bunga kamboja di area pemakaman desa. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: