Sabtu dan Minggu Puncak Arus Balik, 106.142 Kendaraan Keluar Dari Cilacap

Sabtu dan Minggu Puncak Arus Balik, 106.142 Kendaraan Keluar Dari Cilacap

CILACAP-Arus balik menuju Jawa Barat dan Jakarta yang melintas di Kabupaten Cilacap mencapai puncaknya pada Sabtu (9/7) dan Minggu (10/7). Kendaraan yang keluar Jawa Tengah pada Sabtu malam terpantau sangat padat dan mencapai puncaknya pada pukul 21.00 hingga 22.00. Selama satu jam itu, jumlah kendaraan yang melintasi jalur selatan mencapai 1.500 unit. "Sabtu pagi hingga malam, volume kendaraan selalu tinggi. Kepadatan terjadi pada pukul dua puluh satu hingga dua puluh dua," ujar Kepala POS Alternatif Jalur Utama (AJU), IPDA Suwito SH, Minggu kemarin. Dia menambahkan, sepeda motor mendominasi jumlah kendaraan yang keluar Jawa Tengah. Mayoritas pengendara motor terpantau melintasi pos tersebut pada pagi hingga sore hari. Sementara kendaraan roda 4 terlihat lebih banyak pada petang hingga pagi dini hari. arus-balik-mudik2016-cilacap "Motor lebih banyak pada siang. Ini sesuai himbauan kita agar sepeda motor melakukan perjalanan pada siang. Kalau malam lebih berbahaya," katanya. Dari data pelaksanaan operasi Ramadniya Candi 2016 sampai hari ke-10 yakni Sabtu (9/7) yang dihimpun Kepolisian Resor (Polres) Cilacap tercatat kendaraan yang masuk dan keluar dari wilayah Kabupaten Cilacap, yang terpantau di Pos Dayehluhur tepatnya di perbatasan Jawa Tengah (Jateng)- Jawa Barat sejak 10 hari pelaksanaan operasi mencapai 275.429 kendaraan pemudik. Rinciannya, kendaraan yang masuk ke wilayah Jawa Tengah sejumlah 169.287. Kendaraan roda dua mendominasi dengan jumlah 87.349 sedang kendaraan roda empat sejumlah 81.938. Sebaliknya, kendaraan yang keluar menuju wilayah Jawa Barat dan Jakarta didominasi kendaraan roda empat sebanyak 58.032 sedang motor sebanyak 54.427 yang berarti jumlah totalnya 106.142 kendaraan. "Dari data Traffic Count kendaraan bermotor arus mudik–balik Oprasi Ramadniya 2016 yang melewati pantai selatan sampai saat ini masih didominasi oleh sepeda motor," terangnya. Dibandingkan Data Sanlantas Polres Cilacap selama arus mudik lebaran Tahun 2015 total terdapat 301.285 kendaraan pemudik. Ditahun 2015 lalu, masing-masing 168.834 kendaraan masuk Jateng dan Jabar, dan 138.451 kendaraan keluar dari Jateng menuju Jabar-Jakarta. Sampai saat ini pengamanan lalu lintas di hari lebaran yang masuk bagian operasi Ramdniya Candi 2016 juga masih berjalan dan rencananya baru berakhir pada Jum'at (15/7) mendatang. Terkait situasi arus lalu lintas, sempat dilakukan rekayasa lalu lintas dengan mengalihkan arus menuju Bandung dan Jakarta pada Sabtu malam (9/7) kemarin karena terjadi kemacetan di jalur Rawalo, Kabupaten Banyumas. Kapolres Cilacap AKBP Ulung Sampurna Jaya SIK MH saat mengatur langsung arus di pertigaan Sampang mengatakan bahwa kendaraan yang akan menuju Bandung dan Jakarta dialihkan ke jalur alternatif melalui Sampang, Maos, Kesugihan, Jeruklegi dan Wangon. "Ada mobil patroli yang mengawali agar pengguna jalan tidak bingung. Pengalihan arus ini untuk mengurangi kemacetan dijalur Rawalo yang disebabkan penumpukan arus dari Wangon tambah Kapolres," pungkas Kapolres. Dari Kroya dilaporkan, penumpang bus Sinar Jaya harus menunggu sekira tiga jam dari jam pemberangkatan pukul 18.00 di Pool Bus Sinar Jaya Kroya. Pasalnya Bus dari Jakarta terjebak macet sehingga kedatangannya terlambat. Seperti dikemukakan oleh Alwi Rismawati (24) salah seorang penumpang bus tujuan Jakarta Kota. Menurut dia karena mendapatkan jatah bus terakhir maka dia harus menunggu kedatangan bus yang baru pulang dari Jakarta. “Kalau biasanya sih bus sudah sampai ke Kroya pukul 16.00. Namun katanya sudah sejak arus mudik ini bus dari Jakarta selalu terlambat,”kata dia, Minggu (10/7). Perwakilan Bus Sinar Jaya Kroya Tugino menjelaskan selama arus balik ada empat kali pemberangkatan. Bus pertama dan kedua memang lancar namun untuk tambahannya menunggu bus tambahan dari Jakarta. “Hal itulah yang menyebabkan keterlambatan pemberangkatan bus terakhir. Namun demikian semua pemudik yang akan kembali menggunakan bus bisa diberangkatkan,”kata dia. Peningkatan arus balik memang mencapai dua kali lipat. Jika hari biasanya hanya dua kali perjalanan. Untuk lebaran ini untuk Kroya saja empat kali perjalanan. Yang menjadi kendala memang bus yang dari arah Jakarta ke Kroya. “Kalau sampai terjebak macet maka bus akan terlambat tiba di Kroya. Karena itu pemberangkatan juga mengalami keterlambatan,”ujarnya. Sementara itu, arus perpindahan penduduk dari desa ke kota atau urbanisasi di Kecamatan Kawunganten dinilai tinggi. Pasalnya, minimnya lapangan pekerjaan di desa memaksa ribuan warga dalam usia produktif lebih memilih mengadu nasib dengan menyerbu kota, terutama Jakarta. Anggota Komisi D DPRD Cilacap, Harun Arrosyid menyatakan banyak warga Kawunganten utamanya usia produktif, 17-40 tahun, yang mengadu nasib ke Jakarta. Pasalnya lapangan pekerjaan di wilayah ini sedikit, dan kalaupun ada hanya pertokoan. Lapangan pekerjaan ini tak mampu menyerap banyak tenaga kerja apalagi upah yang ditawarkan tergolong minim hanya Rp 400-500 ribu sebulan. "Dampaknya kemudian, anak-anak muda usia produktif pergi ke kota mengadu nasib. Walaupun tidak ada jaminan mendapat pekerjaan disana," terang anggota dewan dari dapil Kab Cilacap 4 (Kec Bantarsari, Gandrungmangu, Kampung Laut, Karangpucung dan Kawunganten) ini pada Radar Banyumas, Minggu (10/7) kemarin. Dalam pandangan Harun, tingginya urbanisasi ini, karena Pemerintah Kabupaten Cilacap belum optimal menggarap potensi Kecamatan Kawunganten. Padahal ia menilai, melihat geografis Kawunganten, budidaya perikanan dan peternakan mampu menjadi solusi untuk menampung kebutuhan kerja warga. "Angka kemiskinan di Cilacap, Kawunganten termasuk 3 besar. Pemkab sampai saat ini belum mampu memberi solusi. Budidaya perikanan di daerah Glugu, Babakan semestinya bisa dimaksimalkan tapi potensinya belum tergarap. Dampaknya anak-anak muda lebih memilih meninggalkan desa menuju kota karena tak ingin menganggur," katanya. Penjual Tiket dari Biro Perjalanan Bus, Jeje Petet (36) menyatakan arus penumpang Kawunganten tujuan Jakarta mulai ramai sejak Jum'at (8/7) atau H+2 lebaran. Ia menyatakan setiap sore ada 9 bus yang mangkal, dengan rata-rata kapasitas penumpang sejumlah 60 orang. Tujuan para penumpang ini yakni Jakarta Kalideres, Kampung Rambutan dan Cibitung. Sementara itu, kecelakaan motor mendominasi tingkat kecelakaan pada tahun ini di wilayah Kabupaten Cilacap. Setidaknya terjadi kecelakaan yang melibatkan 16 kendaraan roda dua selama H-7, Kamis (30/6) sampai H+3, Sabtu (9/7) lebaran namun tidak sampai mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang. (yan/ziz/har/ttg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: