Senang Berdagang Sejak Muda

Senang Berdagang Sejak Muda

PERSONA    Marsono, Ketua Paguyuban Warga Pedagang Pasar (PWPP) Sampang, merupakan seorang yang cukup vokal untuk urusan membela kepentingan warga. Karena itu, saat dirinya didaulat menjadi Ketua PWPP Sampang, dia pun berusaha keras untuk mengemban amanah yang diberikan rekan-rekan pedagang. Bahkan perjuangan untuk meminta hak-hak warga akibat pasar kebakaran terus disuarakan. “Meski suara ini hampir sudah tak terdengar untuk meminta kepedulian para pengambil kebijakan, namun suara hati ini akan terus kami perjuangkan,” kata dia. Marsono menceritakan, menjadi pedagang merupakan sebuah profesi mulia. Menurut pria yang suka memelihara jambangnya ini, sejak kecil sudah sering melihat orang berdagang. Karena itu, dalam hatinya saat mulai beranjak remaja dia sudah mengenal perdagangan. “Kami belajar berdagang sudah dari remaja. Bahkan mungkin saat masih kecil karena keluarga kami juga banyak yang menjadi pedagang,” kata pria asal desa Karangtengah ini. Untuk itulah, saat pasar Sampang dibangun, dia gembira. Sebab pembangunan pasar sampang diharapkan membuat Pasar bisa berkembang menjadi pasar yang besar seperti Pasar Kroya. “Sayangnya banyak kendala yang terjadi diluar perkiraan. Sebab pembangunan diawali dengan terjadinya kebakaran hebat,” terang dia,. Namun, ternyata itu belum cukup. Ditengah perjuangan para pedagang mengembalikan keramaian Pasar Sampang, 1 Maret 2014 Pasar Sampang kembali terbakar hebat dan habislah lantai II yang dihuni 716 pedagang. “Hari ini genap 2 tahun pasar ini terbakar. Untuk mengenang itu kita gerakan untuk memperbaiki secara mandiri. Sebab pedagang sudah lelah untuk menunggu hal yang belum pasti, buktinya sudah dua tahun namun tetap saja seperti ini,”tandas dia. Marsono mengaku meski dia mempunyai kios di bawah. Namun sebagai sesama pedagang, apalagi di daulat sebagai ketua tentunya prihatin melihat kondisi para pedagang yang masih menempati jalan dan gang. “Kasihan kalau terus-terusan mereka harus seperti itu. Padahal setiap tahun mereka juga harus  menyewa. Dari pada terus menyewa lebih bauk uang sewanya untuk perbaikan atap, selanjutnya bisa ditempati seadanya dulu,”terang dia.(yan/ttg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: