Terdampar di Tengah laut Hingga Temui Hiu Tutul Tujuh Meter

Terdampar di Tengah laut Hingga Temui Hiu Tutul Tujuh Meter

Lebih dekat dengan Kasat Polair Polres Cilacap, AKP Huda Safi’i Mengarungi laut, bisa dikatakan bagian hidup yang tak terpisahkan bagi Ajun Komisaris Polisi (AKP) Huda Safi’i. Lautan yang terbentang luas, dalam pandangan hidup Kepala Satuan Polisi Perairan (Kasat Polair) Polres Cilacap ini, identik dengan perjalanan hidup yang mesti disertai kerendahan hati. ABDUL AZIZ RASJID, Cilacap 20 tahun bertugas sebagai kepolisian perairan, Safi'i punya pengalaman-pengalaman menarik saat melakukan tugas patroli perairan. Ia masih teringat betul saat itu bulan Desember 2004, cuaca hujan dan waktu menunjuk pukul 1.00 dini hari. Bersama 3 anggotanya, Safi'i tengah berpatroli di perairan Semarang. "Kami dini hari itu, menambatkan kapal karet ke tiang kayu bagan (pangkalan nelayan mirip kerangka rumah yang didirikan nelayan di laut-red) di tengah laut. Karena hujan, kami berempat berteduh di bagan. Biasanya, satu anggota mesti ditinggal untuk berjaga di kapal karet. Tapi waktu itu, kami berempat memilih berteduh, kami terlalu percaya diri ikatan ke tiang kayu sudah sangat kencang," ujar Safi'i membuka cerita. Tetapi nyatanya, lautan sebagai bagian alam tak menghendaki disepelekan. Pengikat tali kapal karet tersebut lepas dihempas ombak. Ombak menghanyutkan kapal karet menjauhi bagan tempat Safi'i berteduh. "Dua anggota saya langsung terjun ke laut untuk meraih tali kapal karet itu. Tapi saat hendak diraih, saat itu pula ombak datang. Saat itu langit sangat gelap, saya tidak bisa melihat anggota saya," imbuhnya. Saat itu, Safi'i di tengah lautan hanya bisa menunggu pertolongan dari petugas patroli yang lain. Mau tak mau, ia bersama satu anggotanya hanya bisa berdiam diri di bagan sampai pertolongan tiba pukul 8 pagi. Saat itu, ia tersadar, tak boleh mengarungi laut dengan kecongkakan sedikit pun. "Ternyata, anggota saya, diselamatkan nelayan, tak jauh dari bagan di tempat saya berteduh. Sedang kapal karet hanyut sampai ke perairan Jepara dan ditemukan oleh nelayan sekitar. Dari pengalaman itu, mengaruni laut memang mesti disertai kerendahan hati," kata Safi'i. Pengalaman yang lain, di Perairan Demak, pria yang memulai karir di Polair Polda Jateng tahun 1996 ini juga punya kenangan menarik. Saat itu sebagai komandan kapal ia tengah berpatroli saat waktu menjelang magrib. Dari jauh ia melihat, titik hitam terapung di tengah laut yang awalnya ia kira kapal pinisi. "Titik hitam itu terus kami dekati. Saat itu kami berpatroli mengunakan kapal type c3 yang kurang lebih panjangnya 10 meter. Setelah kami semakin dekat, baru kami tahu ternyata seekor ikan hiu tutul dengan panjang kurang lebih 7 meter. Kami pun langsung putar haluan," ujarnya mengenang sembari tertawa. Dari berbagai pengalaman itulah Safi'i dapat melihat apa yang istimewa pada lautan. Di perairan Cilacap pun yang seluas 37 mil, ia memandang Pulau Nusakambangan sebagai pulau terluar Jawa Tengah yang mempesona. Pasalnya pulau nusakambangan  menjadikan wilayah Cilacap sebagai pelabuhan yang alami. Letak Nusakambangan bisa dikatakan sebagai pemecah ombak alami, sehingga kapal-kapal dapat melabuhkan diri dengan mudah di Cilacap. "Saya kira inilah keistimewaan Cilacap yang tak dimiliki daerah lain," terangnya. Di Kabupaten Cilacap, sebagai Kasat Polair Polres Cilacap yang bertugas menyelenggarakan patroli perairan, penegakan hukum di perairan dan pembinaan masyarakat pantai, Safi'i bercerita mendapat berbagai pengalaman berharga. Adanya 58 titik dermaga tikus menuju Nusakambangan membuat ia harus sigap terhadap berbagai macam potensi ancaman di perairan. Di Cilacap inilah ia terus mengupayakan untuk melakukan pengawasan terhadap potensi ilegal fishing, imigran gelap, pencurian mangrove di Kampung laut sampai potensi peredaran narkoba. "Meski cakupan sangat luas, tentu patroli selalu kami giatkan. Selain itu tentu dengan menjalin komunikasi yang intensif dengan masyarakat pantai. Selama bertugas hampir setahun di Cilacap, pengalaman saya semakin bertambah terkait penjagaan perairan," ujarnya menutup perbincangan dengan Radar Banyumas, Rabu (10/1) kemarin. (*/ttg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: