Hingga Juli 2022, Angka Kematian Bayi di Purbalingga Capai 43 Kasus

Hingga Juli 2022, Angka Kematian Bayi di Purbalingga Capai 43 Kasus

Pelayanan Puskesmas : Pengelola UTD Puskesmas Kutawis Kecamatan Bukateja pada 29 Juni 2022 lalu menunjukkan tempat pelayanan persalinan representatif kepada Kepala Dinkes Purbalingga dan jajaran. (Kominfo Purbalingga untuk Radarmas) PURBALINGGA- Pemkab Purbalingga terus berupaya meminimalkan stunting dan menurunkan angka kematian bayi dan angka kematian ibu hamil (AKB dan AKI). Tahun ini sampai Juli tercatat sudah terjadi 43 kematian bayi dan 3 kematian ibu hamil. Hal itu diungkapkan Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi SE BEcon MM saat perayaan puncak peringatan Hari keluarga Nasional (Harganas) sekaligus Hari Anak Nasional (HAN) Tahun 2022, Jumat (8/7) di kompleks objek wisata Goa Lawa Purbalingga. "Adanya kasus AKI dan AKB bisa dipicu oleh terlalu muda melahirkan, terlalu tua melahirkan. Kemudian terlalu sering atau terlalu dekat melahirkan/tidak diatur jangka kelahirannya. Keempat, terlalu banyak (anak)," tutur Bupati Tiwi kepada para Kader Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD). Bupati menyebut, bahwasanya faktor utama untuk mencegah kematian dan memastikan kesehatan ibu dan anak adalah perencanaan kehamilan. Ia juga berpesan kepada para Kepala Puskesmas agar AKI dan AKB jangan sampai meningkat. "Saya minta stop di angka itu, baik AKI maupun AKB. Saya mohon dengan hormat bantuan sengkuyung para Kepala Puskesmas dan para Direktur RS baik RSUD maupun RS swasta untuk bergandengan tangan menurunkan AKI AKB," tegasnya. Tiwi juga berpesan pada perayaan Harganas kali ini untuk program Keluarga Bebas Stunting. Kerjasama lintas sektoral dibutuhkan, agar angka stunting atau kasus kondisi gagal tumbuh anak bisa ditekan lagi. Angka Stunting di Purbalingga setiap tahun menurun, tahun 2017 angka stunting masih 28,7 persen sedangkan 2021 turun menjadi 15,7 persen. Stunting merupakan hal yang penting, karena menyangkut kualitas SDM ke depan, sebab saat bonus demografi nanti sangat dibutuhkan SDM unggul. Pemerintah pusat menargetkan angka stunting nasional bisa turun menjadi 14 persen. https://radarbanyumas.co.id/angka-stunting-purbalingga-diklaim-terus-menurun/ "Untuk mencapai 14 persen, Purbalingga hanya butuh dukungan semangat dan kerja lapangan untuk bisa menurunkan 1,7 persen. Mudah-mudahan dengan bergandengan seluruh stakeholder target 14 persen di tahun 2024 ini bisa berhasil," ungkapnya. (amr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: