Jembatan Gantung Banjaran-Sindang Belum Ditutup Meski Berbahaya

Jembatan Gantung Banjaran-Sindang Belum Ditutup Meski Berbahaya

NEKAT: Jembatan gantung masih digunakan pengguna motor, mereka diminta hati-hati. (AMARULLAH/RADARMAS) - Pemdes Bakal Bersurat ke Pemkab PURBALINGGA- Jembatan gantung Desa Sindang (Mrebet)- Desa Banjaran (Bojongsari), hingga Minggu (12/6) belum ditutup, alias masih difungsikan. Padahal kondisinya sangat mengkhawatirkan. Warga di desa lainnya yang memanfaatkan jembatan belum bersedia penutupan. Namun Pemdes Banjaran mengingatkan agar mengedepankan kehati-hatian saat melintas dan jika cuaca buruk jangan nekat. “Kami Senin (13/6) besok (hari ini) memberikan surat kepada pemerintah melalui DPU PR untuk mengecek langsung kondisi jembatan dan memohon agar dilakukan perbaikan yang prima. Jangan sampai terlalu lama, apalagi tanpa ada penutupan akses ke jembatan gantung,” kata Kades Banjaran Muhamad Ichmun, Minggu (12/6) sore. Ia memahami jika akses melalui jembatan itu banyak diminati. Sehari bisa seratusan kendaraan yang memanfaatkan jembatan gantung. Bahkan jika cuaca mendukung, malam tetap biasa digunakan untuk melintas. “Rencananya, usai surat masuk ke pemerintah, kami akan pasang papan peringatan hati-hati. Tujuannya agar pengguna jalan melalui jembatan tetap ingat diri dan hati-hati,” imbuhnya. Pemdes Banjaran juga mengimbau agar pengguna kendaraan tidak memaksakan diri membawa muatan yang melebihi batas di motornya. Apalagi jika kendaraan roda tiga yang dulu pernah membuat bantalan kayu jembatan gantung patah dan rusak. “Tetap perhatikan kondisi saat akan melintas, barang bawaan jangan banyak-banyak dan tetap fokus jika melihat ada yang berlubang atau kawat putus, segera melaporkannya,” tegas Ichmun. Seperti diberitakan, beberapa hari terakhir ini, jembatan gantung menjadi perhatian warga. https://radarbanyumas.co.id/kawat-putus-dan-bantalan-kayu-rapuh-jembatan-gantung-penghubung-sindang-banjaran/ Mereka khawatir karena beberapa sling/kawat baja yang menjadi penguat gantungan jembatan, beberapa putus. Tak hanya itu, alas jembatan gantung yang dari kayu juga banyak yang patah dan rapuh. Jembatan gantung itu pertama dibuat dengan campur tangan pemerintah provinsi pada kurun waktu tahun 1994-1995. Tahun 2005 silam pernah roboh, namun tak ada korban jiwa, lalu tahun 2019 dan 2020 ada kerusakan pada bantalan kayu hingga ditutup total. Karena semakin dimakan usia, warga khawatir, kondisinya akan semakin parah. (amr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: