Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19, Jam Malam di Purbalingga Tetap Jalan Meski Tak Ada Penyekatan

Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19, Jam Malam di Purbalingga Tetap Jalan Meski Tak Ada Penyekatan

LANGKAH ANTISIPATIF: Dinkes Purbalingga terus menggenjot vaksinasi di Kabupaten Purbalingga. (ADITYA/RADARMAS) PURBALINGGA - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga belum akan melakukan penyekatan, untuk mencegah penyebaran Covid-19. Seperti diketahui, sejak beberapa hari terakhir kasus positif Covid-19 di Kabupaten Purbalingga, mengalami lonjakan. Hal itu, dikatakan oleh Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Purbalingga Revon Haprindiat kepada Radarmas, Senin (7/2). "Meski demikian masih ada pembatasan kegiatan masyarakat. Termasuk masih diberlakukannya jam malam sesuai dengan Inmendagri," katanya. Kegiatan masyarakat yang mendatangkan massa dalam jumah yang banyak, juga tidak diizinkan diselenggarakan. Hal itu, dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19 di Kabupaten Purbalingga. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Purbalingga dr Jusi Febrianto mengatakan, pihaknya terus menggenjot vaksinasi Covid-19. Termasuk vaksinasi booster atau dosis ketiga. Hal itu, dilakukan agar herd imuunity terhadap varian baru Covid-19 Omicron, semakin tinggi. Sementara itu, berdasarkan data yang ada kasus positif aktif Covid-19 di Kabupaten Purbalingga sudah menembus jumlah 108 orang. Jumlah tersebut terdiri dari 16 orang dirawat di rumah sakit dan 92 orang menjalani isolasi mandiri (isoman). Jumlah yang dirawat di rumah sakit berkurang dua pasien dibandingkan sebelumnya. Namun, terdapat penambahan 15 pasien yang menjalani isoman. Dari data tersebut ditemukan ada empat pasien yang dinyatakan sembuh dari Covid-19. Serta, satu orang dinyatakan meninggal dunia. https://radarbanyumas.co.id/prokes-di-purbalingga-diperketat-patroli-makin-giat/ Kepala Dinkes mengatakan, penyebab melonjaknya kasus positif aktif tersebut, kemungkinan besar karena banyak yang eforia penurunan level PPKM. "Jadi mobilitas dan keramaian meningkat. Serta, prokes tidak dilaksanakan secara ketat," katanya. Dia berharap, masyarakat terus waspada dan tidak mengabaikan prokes. Karena, pandemi Covid-19 belum berakhir. Apalagi, telah ditemukan kasus varian baru Omicron yang penularanya jauh lebih cepat dari varian virus Covid-19 sebelumnya. (tya)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: