Longsor Ancam Jalur Kramat - Sirau
Longsor di ruas Jalan Sirau-Kramat masih berpotensi terjadi selama penghujan. PURBALINGGA - Longsor masih menghantui ruas jalan Sirau-Kramat (Karangmoncol). Masyarakat diimbau lebih waspada saat melintas di jalur Kramat-Sirau. Pasalnya, tebing di jalur tersebut memiliki potensi longsor yang tinggi. Sejak Desember 2021 sampai sekarang, sudah sekitar 20 titik terjadi longsor. Hal itu disebabkan karena mulai berkurangnya daerah resapan air. "Longsor tebing yang menutupi jalan ruas Kramat - Sirau, sudah dilakukan kerja bakti oleh warga setempat, yang sampai dengan saat ini kondisi sudah dapat dilalui kendaraan roda 2 dan roda 4, akan tetapi masih terdapat material longsor di kanan kiri jalan yang terdampak longsor," kata Kepala BPBD Kabupaten Purbalingga Much Umar Faozi. Pekan lalu, ada dua titik longsor di jalur tersebut, yang mengakibatkan akses jalan tertutup. Secara swadaya masyarakat setempat telah membersihkan dan kini jalan kembali bisa dilalui. Baik kendaraan roda dua maupun roda empat. BPBD telah melakukan assesmen lokasi kejadian longsor tebing. Terdapat beberapa titik aliran liar air yang turun dari atas tebing, yang berpotensi menjadikan longsor tebing Bukit Sirau. "Longsor masih berpotensi terjadi lagi, saat hujan dengan intensitas lebat," ujarnya. Pengelola wisata Siregol Superland Hendri Sutrisno mengatakan, longsor yang terjadi ini sudah lebih dari yang ke 20 kalinya, sejak bulan Desember 2021. Diakuinya, tidak seperti tahun-tahun dahulu, beberapa tahun belakangan peristiwa longsor lebih sering terjadi. "Lumayan banyak, ada 20-an titik, sejak Desember 2021 lalu. Mulai banyak atau sering itu sejak tahun 2000-an, sebelum sebelumnya tidak separah ini, paling 2-3 titik," katanya. https://radarbanyumas.co.id/titik-longsor-jadi-ancaman-pengelola-wisata-konservasi-siregol-kondisi-senyatanya-aman/ Hendri juga menilai tingginya potensi longsor di daerah Sirau Siregol karena mulai kurangnya resapan air. Sehingga menjadikan air permukaan menggerus material tanah atas. "Betul, itu penyebab utama, tidak ada penahanan air," ujarnya. Dia menambahkan, untuk wisatanya sebenarnya relatif aman. Karena di Siregol Superland merupakan wisata konservasi. Hanya saja, kondisi ini menjadikan akses menuju lokasi jadi terkendala. "Untuk obyek wisata Alhamdulilah aman, cuma lalu lintasnya tersendat," ujar Hendri. (amr)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: