Pemkab Purbalingga Akan Gelar Operasi Pasar Minyak Goreng Lagi

Pemkab Purbalingga Akan Gelar Operasi Pasar Minyak Goreng Lagi

PELEPASAN: Bupati saat melepas operasi pasar minyak goreng, beberapa waktu lalu. (ADITYA/RADARMAS) PURBALINGGA - Pemerintah Kabupaten Purbalingga dan Bulog bakal kembali menyalurkan minyak goreng harga murah kepada masyarakat. Hal itu dilakukan untuk membantu masyarakat yang tengah mengalami kesulitan, dengan adanya lonjakan harga minyak goreng dalam beberapa waktu terakhir. "Kami sudah dimintai data oleh Bulog untuk rencana operasi pasar minyak goreng. Namun, kapan waktunya kami masih menunggu dari pihak Bulog," kata Martha Dwi Hudiyati dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Kabupaten Purbalingga, Senin (10/1). Rencananya minyak goreng akan disalurkan atau dijual kepada masyarakat miskin dengan harga normal. "Dijual lebih murah, untuk membantu masyarakat yang mengalami kesulitan karena harga minyak goreng melonjak," lanjutnya. Dia mengakui, saat ini harga minyak goreng di Kabupaten Purbalingga masih tinggi, yakni dikisaran Rp 19 ribu hingga Rp 20 ribu. Sebelum ada kenaikan harga minyak goreng berada di skisaran 14 ribu hingga 15 ribu per liter. "Harga minyak goreng di Kabupaten Purbalingga masih belum turun," ujarnya. Naiknya harga minyak goreng, menurutnya, tak hanya terjadi di Kabupaten Purbalingga. Namun, terjadi secara nasional. Hal itu, disebabkan oleh naiknya harga crude palm oil (CPO) dunia. Beberapa waktu lalu, Dinperindag melakukan operasi pasar di empat kecamatan. Yaitu Kecamatan Bukateja, Kejobong, Karanganyar dan Kutasari. https://radarbanyumas.co.id/3-396-liter-minyak-goreng-pada-operasi-pasar-minyak-goreng-di-purwokerto-langsung-ludes/ Di Kecamatan Bukateja, operasi pasar minyak goreng menyalurkan 1.026 liter, Kejobong (868 liter), Karanganyar (988 liter) dan Kutasari (540 liter). “Ada empat kecamatan yang menjadi sasaran penerima manfaat dan masing-masing kecamatan lima desa,” ujarnya. Dijelaskan, alasan dipilihnya sejumlah desa tersebut menjadi sasaran penerima manfaat. Karena kemiskinan di sejumlah desa tersebut masuk karegori ekstrem. "Dipilih karena wilayah tersebut merupakan zona merah kemiskinan," jelasnya. (tya)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: