Jalan Grantung - Pekiringan Karangmoncol Kembali Normal, Penanganan Bencana Habiskan Rp 390 Juta

Jalan Grantung - Pekiringan Karangmoncol Kembali Normal, Penanganan Bencana Habiskan Rp 390 Juta

NYAMBUNG LAGI: Jalan Grantung - Pekiringan yang sempat putus akibat banjir, saat ini sudah normal dan siap diakses. AMARULLAH/RADARMAS PURBALINGGA - Masyarakat Desa Grantung- Pekiringan Kecamatan Karangmoncol, kini sudah bisa bernafas lega. Pasalnya, perbaikan jalan yang terputus karena bencana alam banjir sejk dua bulan lalu, kini sudah finishing. Jalan itu sudah bisa dilalui kendaraan roda empat dengan aman dan lancar. “Kini perbaikan jalan memasuki tahap pengaspalan. Jalan darurat buatan warga juga sudah cukup membantu sebelum perbaikan dari kami rampung,” tutur Kepala UPTD DPUPR wilayah Rembang, Doyo Mulyono, Selasa (21/12). Lebih rinci dijelaskan, kegiatan perbaikan jalan menelan biaya sebesar Rp 390 juta dari dana APBD tahun anggaran 2021. Kegiatan berlangsung selama 20 hari kalender. "Konstruksi yang digunakan dalam perbaikan menggunakan Bronjong dan untuk jalan konstruksi perkerasan Sirtu - Telford/makadam - steenslag - Lapen latasir. Sekarang sedang proses finishing yakni pengaspalan jalan," rincinya. Kepala Desa Grantung, Karyono menyampaikan terimakasih kepada pemkab Purbalingga yang telah menganggarkan perbaikan jalan Grantung-Pekiringan. Adanya perbaikan jalan ini sangat membantu roda perekonomian masyarakat khususnya Desa Grantung. "Masyarakat tidak lagi harus muter ke Rembang jika menggunakan kendaraan roda empat, perjalanan menjadi lebih singkat," ungkapnya. Pihaknya juga mengapresiasi pemkab karena arus sungai sudah dialihkan. Sehingga lebih lancar dan tidak lagi ada banjir yang menggerus jembatan maupun badan jalan seperti sebelumnya. https://radarbanyumas.co.id/tiga-kios-di-pasar-runjang-tunjungmuli-karangmoncol-hanyut-terbawa-banjir/ Karyono juga menambahkan, warga desa secara swadaya sempat membuat jembatan darurat dari bambu, pada pertengahan November lalu. Jembatan darurat selebar 1,5 meter dengan panjang 10 meteran, hanya bisa dilalui kendaraan roda dua. “Jembatan darurat ini dibangun dari swadaya mulai dari pengadaan bambu, kayu, paku serta tenaga kerja dari masyarakat. Ibu-ibu juga ikut berpatisipasi membantu menyedikan makanan dan minum. Alhamdulillah seharian penuh jembatan darurat dari bambu yang dianyam sedemikian rupa bisa selesai dibangun, dan sekarang bisa dilalui kendaraan roda dua," imbuhnya. Tanpa ada perbaikan putusnya jalan kurang lebih sekitar 10 meter, maka mengharuskan kendaraan memutar melalui Desa Makam Kecamatan Rembang atau melalui Dukuh Leter. Kendaraan bakal menempuh jarak kurang lebih 5 kilometer. (amr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: