Jembatan Bambu untuk Akses Darurat, Swadaya Warga Sembari Tunggu Perbaikan Permanen
DARURAT: Jembatan darurat Grantung dari bambu saat dibuat dan kini sudah bisa digunakan. AMARULLAH NURCAHYO/RADARMAS PURBALINGGA - Putusnya akses jalan Desa Grantung Kecamatan Karangmoncol ke jalan utama Purbalingga masih menunggu perbaikan permanen dari Pemkab Purbalingga. Hingga akhirnya, untuk mengatasinya, warga desa swadaya membuat jembatan darurat dari bambu, Minggu (14/11) pagi hingga petang. Jembatan darurat selebar 1,5 meter dengan panjang 10 meteran, hanya bisa dilalui kendaraan roda dua. Karyono, Kepala Desa Grantung mengatakan, jembatan darurat ini dibangun dari swadaya mulai dari pengadaan bambu, kayu, paku serta tenaga kerja dari masyarakat. Ibu-ibu juga ikut berpatisipasi membantu menyedikan makanan dan minum. "Alhamdulillah seharian penuh jembatan darurat dari bambu yang dianyam sedemikian rupa bisa selesai dibangun, dan sekarang bisa dilalui kendaraan roda dua," kata Kades yang didampingi perangkat desa setempat, Iwan Supriyatno di lokasi. Jembatan darurat dibangun untuk mengantisipasi selama pemkab belum turun memperbaikinya. Karena sebenarnya pemerintah desa dan BPBD Purbalingga akan melakukan rekayasa sungai, yakni mengalihkan aliran sungai agar tidak menggerus ke badan jalan. Namun dengan melihat kondisi hujan setiap hari sekarang ini, alat berat tidak memungkinkan untuk melakukan pekerjaannya. Disisi lain, pihaknya meminta warga bisa memahami kondisi saat ini. "Kami pemerintah desa dan Pemkab Purbalingga tidak tinggal diam. Bahkan kami sudah mengusulkan ke Bupati untuk segera dilakukan perbaikan, ketika Beliau melakukan pemantauan," ungkapnya. Pihaknya mengimbau, meski sudah terpasang jembatan darurat, pengguna jalan diminta selalu hati-hati jika melintas. Tentunya harus masuk satu persatu di atas jembatan, karena lebar minim. https://radarbanyumas.co.id/gedung-korpri-di-purbalingga-bakal-jadi-mpp-tahun-depan-rencana-dilaunching/ Seperti diberitakan, putusnya jalan saat banjir pada Kamis,(21/10) lalu mengakibatkan sayap jembatan sisi timur ambrol. Lalu disambung kejadian sehari kemudian sekitar pukul 15.30, ambrolnya sayap jembatan mengakibatkan timbunan material jalan longsor karena tergerus derasnya air sungai Karang. Putusnya jalan kurang lebih sekitar 10 meter, sehingga kendaraan tidak bisa melaui jalan tersebut. Ketika masyarakat hendak bepergian, harus memutar melalui Desa Makam Kecamatan Rembang atau melalui Dukuh Leter, yang menempuh kurang lebih jarak 5 kilometer. (amr)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: