Puluhan Tahun Warga Desa Sindang, Mrebet Inginkan Jembatan Permanen, Tapi Jembatan Gantung Hanya Terus Diperba

Puluhan Tahun Warga Desa Sindang, Mrebet Inginkan Jembatan Permanen, Tapi Jembatan Gantung Hanya Terus Diperba

LAPUK: Kondisi jembatan gantung Sindang- Banjaran yang semakin tua dan tetap berpotensi rusak karena faktor alam. CAHYO/RADARMAS PURBALINGGA - Jembatan gantung yang masuk wilayah Desa Sidang (Mrebet) dan Desa Banjaran (Bojongsari), telah mengalami kerusakan berurutan, di akhir 2019 dan awal 2020. Namun rencana mengganti bantalan kayu, masih terkendala spesifikasi kayu dan ukurannya belum ada yang sesuai. Kepala Desa Sindang Mukhlisi mengatakan, meski belum ada penggantian kayu bantalan, namun petugas Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPU PR) Purbalingga menyatakan kuat. Karena pancang baja dan besih masih kuat. “Yang sudah-sudah kalau ada kerusakan biasanya kayu bantalan. Namun sementara dilihat dan dicek masih kuat, hanya kadang ketika lapuk, baut dan mur kendur dan lepas,” ungkapnya. Menurutnya, dari hasil pantauan di lapangan, kondisi sling jembatan masih kuat. Hanya saja, bantalan kayu jembatan gantung dinilai sudah mulai usang. Sehingga saat cuaca ekstrim seperti, akan menambah potensi kerusakan. https://radarbanyumas.co.id/alun-alun-purbalingga-kembali-ditanami-beringin-pemberian-dari-warga-banyumas/ https://radarbanyumas.co.id/jembatan-sindang-baru-diperbaiki-sementara/ Pantauan Radarmas, saat ini kayu bantalan bagian tengah sudah cekung karena kerap dilalui kendaraan bermotor. Namun suara kayu bantalan sudah tidak terdengar keras. Karena kemungkinan kait sudah kencang. Lebih lanjut dikatakan, puluhan tahun, warga masyarakat Desa Sindang Kecamatan Mrebet mendambakan adanya jembatan permanen yang bisa membuka akses desa mereka dengan desa tetangga, Desa Banjaran. Permintaan menjadi jembatan permanen itu bukan tanpa alasan. Kini dengan jembatan gantung, kendaraan yang melintas hanya sepeda motor. Itupun dengan beban yang tidak terlalu banyak. “Kami tidak bisa melarang pengguna jalan menggunakan jembatan itu dengan kendaraan yang bermuatan berat, misalnya motor roda tiga. Namun kerap mengimbau agar yang sangat berat jangan melintas di atas jembatan unik itu,” tegasnya. Piihaknya dan warga juga tetap mendambakan adanya jembatan permanen. Hal itu sudah sering tersampakan dan kedepan, tetap ditunggu realisasinya oleh masyarakat. (amr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: