Marak Isu Pocong di Purbalingga, Polisi Terus Lakukan Penyelidikan

Marak Isu Pocong di Purbalingga, Polisi Terus Lakukan Penyelidikan

KAIN KAFAN : Tangkapan layar video temuan diduga kain kafan di Kutasari yang diperoleh Radar Banyumas. (istimewa) Di Beberapa Kecamatan di Purbalingga PURBALINGGA - Teror pocong menjadi isu yang belakangan ini banyak diperbincangkan warga di Purbalingga, khususnya desa di Kecamatan Kutasari. Yang terbaru, warga digegerkan oleh video penemuan kain putih menyerupai kain kafan di Desa Munjul, Kecamatan Kutasari. Saat dihubungi Radarmas, Kepala Desa Munjul Herlan Susanto membenarkan hal tersebut. Ia mendapat kabar bahwa kain tersebut ditemukan warga di pinggir jalan menuju area pemakaman pada Senin (1/6) silam. Kendati demikian, menurutnya warga desanya tidak terlalu meresahkan hal tersebut, layaknya yang terjadi di desa lain di Kecamatan Kutasari. “Kita belum tahu secara pasti kebenaran isu pocong di Munjul karena belum ada yang melihat. Namun intinya, kami kepala desa mengimbau kepada rekan RT untuk waspada agar tidak terpancing,” ujarnya, Rabu (3/6). Ia mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan kadus-kadus selaku pemangku wilayah untuk meningkatkan kewaspadaan melalui ronda poskamling di masing-masing RT. Baca juga: 23 Warga Tak Pakai Masker, Dikarantina di Gedung Korpri Purbalingga Jarak Jamaah Salat Jum’at 1 Meter Saat New Normal Sementara itu terpisah, Kapolsek Kutasari AKP Agus Amjat mengatakan bahwa saat ini pihaknya masih terus mendalami isu teror yang banyak beredar di media sosial tersebut. “Sampai saat ini masih didalami. Sebab tidak hanya di Kutasari, ada juga di Kalikabong, Kalimanah, Karangnangka, dan Mrebet,” ujarnya saat dihubungi pada Rabu (3/6). Dari penelusuran sejauh ini, pihaknya belum menemukan indikasi teror pocong tersebut merupakan modus kejahatan yang dilakukan pelaku kejahatan. “Belum ada indikasi by design atau disetting. Belum ada bukti konkrit bahwa ada orang yang melakukan itu karena sejak tiga minggu ini tidak ada peristiwa kriminal,” jelasnya. Untuk saat ini, ia mengimbau masyarakat untuk tetap waspada tanpa kekhawatiran berlebih. Pihaknya pun rutin melakukan patroli tiga kali setiap malam di setiap poskamling untuk memantau. “Belum menjurus ke kriminalitas. Namun kebanyakan desa memang sudah menginstruksikan ke RT untuk mengadakan poskamling. Walau begitu, jangan sampai isu ini menimbulkan ketakutan berlebih hingga menimbulkan kecurigaan kepada setiap warga asing. Dari penelusuran berbagai foto dan video yang ditemukan di media sosial, menurutnya banyak yang merupakan suntingan/editan warga yang dibubuhi keterangan tambahan. “Walaupun masih setingkat hoax, dikhawatirkan bahkan hingga terjadi amuk massa,” ujarnya. (nif)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: