Empat Bulan, 122 Kasus DBD di Purbalingga Tiga Orang Meninggal Dunia
FOGGING : Fogging di salah satu wilayah pemukiman di Purbalingga. PURBALINGGA - Kasus demam berdarah dengue (DBD) terus terjadi di saat pandemi covid-19. Hingga April, Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga mencatat total sebanyak 122 kasus DBD, dengan tiga orang meninggal dunia. Kasi P2PM Dinkes Kabupaten Purbalingga Aji Sumbodo menuturkan, pada April tercatat sebanyak 19 kasus DBD, Maret 47 kasus, Februari 37 kasus, dan Januari 19 kasus. Dari jumlah tersebut, terdapat pasien meninggal pada periode Februari hingga Maret. Memasuki pertengahan Mei, terdapat satu kasus meninggal dunia di wilayah Purbalingga Wetan. “Sebagian besar pasien meninggal merupakan usia anak-anak,” ujarnya. Perilaku masyarakat dan musim hujan ditengarai menjadi faktor utama munculnya kasus DBD. Aji menambahkan, di masa pandemi, antisipasi pencegahan tetap dilakukan melalui fogging di sejumlah titik wilayah endemik. Namun, tindakan fogging yang dilakukan hanya di luar ruangan dinilai kurang efektif dalam pemberantasan jentik nyamuk. “Di kondisi covid-19, protokol Kemenkes menganjurkan untuk dilakukan di luar rumah. Namun saya rasa itu tidak efektif. Selain itu yang kedua, ke depan bisa saja muncul asumsi masyarakat bahwa fogging boleh di luar, tidak di dalam rumah,” jelasnya, Senin (18/5). Ia menegaskan, genangan air di dalam rumah lebih berpotensi menjadi sarang jentik nyamuk aides aigepty. Sebab, nyamuk jenis tersebut diketahui mencari air bersih seperti pada bak mandi. “Selain itu karena covid-19 ini, kegiatan PSN terabaikan masyarakat. Selain DBD, yang kita khawatirkan malaria dibawa para perantau yang pulang. Dengan kondisi ini, perantau diwajibkan melapor ke posko di masing-masing desa untuk dilakukan pengecekan kesehatan,” pungkasnya. (nif)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: