Usman Janatin City Park Terseok

Usman Janatin City Park Terseok

TINGGAL KENANGAN : Usman Janatin City Park kini hanya tinggal kenangan, karena sudah tidak lagi beroperasi November ini. Berbagai fasilitas yang ada juga sudah dibersihkan, salah satunya museum 3D. HANIF PANDU SIETIAWAN/RADARMAS PURBALINGGA - Satu destinisasi wisata di Kabupaten Purbalingga ditutup. Mulai November ini, Usman Janatin City Park sudah tidak lagi beroperasi. Padahal, taman kota berada di pusat kota merupakan salah satu lokasi yang stategis. Ditutupnya Usman Janatin City Park yang diresmikan pada 29 Juni 2010, karena Owabong sebagai pihak ketiga sebagai pengelola, tidak lagi memperpanjang sewa mereka atas lahan tersebut. Pada 2013, pengelolaan Taman Usman Janatin diserahkan ke ke Owabong, yang kini termasuk dalam salah satu Perusda di Kabupaten Purbalingga. Namun ternyata, Owabong hanya "bertahan" lima tahun mengelola Usman Janatin City Park. Petugas yang biasa berjaga di Taman Usman Janatin, Naryo mengungkapkan, buruknya manajemen menjadi faktor lesunya kunjungan. “Selama ini rugi. Sekarang bahkan minus. Buat bayar listrik saja kurang. Sebenarnya taman ini bagus, tinggal pengelolannya saja. Bahkan pada awal gebrakan bisa melebihi target," tuturnya. Taman kota yang semula merupakan eks lahan pasar kota, diresmikan pada 29 Juni 2010 oleh Bupati Purbalingga pada saat itu, Drs H Triyono Budi Sasongko MSi. Pembangunan tahap I taman kota selesai pada Desember 2009. Pemkab menyiapkan dana sekitar Rp 5,2 miliar untuk pembangunan taman kota, yang dialokasikan di APBD tahun 2009 dan APBD Perubahan 2009. Fasilitas yang dibangun pada taman kota meliputi open space (ruang terbuka hijau) seluas 12.826 meter persegi, pusat jajan serba ada (pujasera) 681 meter persegi, stage amphitheatre (panggung seni) seluas 122 meter persegi, entertainment centre seluas 792 meter persegi, dan hotel dengan luas 1.536 meter persegi. Anggaran untuk taman kota tahap pertama dari APBD tahun 2009 Rp 3.785.661.000, dan tahap kedua melalui APBD Perubahan tahun 2009 sebesar Rp 1.300.000.000. Bahkan pada 2017, melalui pihak ketiga asal Purwokerto dibangun Museum 3 Dimensi. Namun, hanya pada awal peluncurannya saja museum 3D ramai pengunjung. Setelah itu kembali sepi. (nif/sus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: