Atsiri Nilam Kutasari Tembus Perancis

Atsiri Nilam Kutasari Tembus Perancis

PURBALINGGA - Produk minyak atsiri dari tanaman nilam yang diproduksi perajin dari Purbalingga, mampu menembus Taiwan dan Perancis. Salah satunya yang masih eksis di Dusun 4 Kedungjampang, Desa Karangreja, Kecamatan Kutasari. Nuryanto, pemilik usaha nilam di Karangreja mengatakan, sudah 8 tahun lebih menekuni usaha ini. Selain budidaya nilam, dia juga melakukan penyulingan. Pada beberapa sampel dan hasil laboratorium, minyak atsiri produksinya bisa diterima perusahaan dari Perancis dan Taiwan. MAHAL : Hasil minyak atsiri yang diproduksi pabrik yang berada di Desa Karangreja.AMARULLAH NURCAHYO/RADARMAS Selain pasokan ke luar negeri, secara rutin produk minyak nilam Purbalingga dijual ke Jakarta dan Bali. Dikatakan, selama ini potensi nilam masih dipandang sebelah mata di tingkat lokal. Padahal sangat bernilai ekonomi dan dicari negara-negara besar untuk bahan baku parfum, kosmetik dan lainnya. “Petani nilam hanya dikelabui pengepul. Rata-rata belum mengetahui jika sebenarnya harga minyak atsiri yang diperoleh dari nilam sangat mahal. Satu kilogram bisa ratusan ribu,” tuturnya, kemarin. Menurut Nuryanti, setiap hari dia mampu mengolah nilam kering antara 400 hingga 800 kilogram. Setiap 100 kilogram nilam kering yang diolah, mampu menghasilkan rata-rata 2 kilogram minyak. Produksi minyak tergantung dari rendemen nilam kering. Produksi minyak nilam digunakan sebagai pengikat pembuatan parfum. “Minyak nilam yang kami produksi terbagi dalam tiga jenis, masing-masing PTO (Patcholic), Black Piper dan Raja Guya. Harga untuk produk jenis minyak berkisar antara Rp 450 ribu hingga Rp 1 juta per kilogramnya,” katanya. Dikatakan, untuk memperluas lahan tanaman nilam dibutuhkan peran serta pemkab. Namun hingga saat ini, belum terlihat kesungguhan pemerintah dalam memfasilitasi budidaya dan produksi nilam di Purbalingga. Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Ir Lily Purwanti mengungkapkan, luas areal tanaman nilam mengalami penurunan. Luasan budidaya tanaman nilam mencapai 700 hektare. Namun berdasarkan data hingga 2017 lalu, luasannya hanya 234 hektare. Dari luasan budidaya, mampu menghasilkan produksi nilam sebanyak 827,9 ton atau dengan produktivitas nilam per hektarnya 3,7 ton. Hasil jual tanaman nilai kering Rp 7.500 per kilogram, sehingga setiap hektare budidaya tanaman nilam mampu menghasilkan Rp 27 juta. (amr/sus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: